Friday, February 14, 2014

CPNS Kategori II

Pengumuman Honorer Kategori II Lulus Test CPNS Pengumuman oleh admin pada 14 Februari 2014 Untuk mengetahui Honorer Kategori II di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Agam yang lulus seleksi CPNS pada beberapa waktu yang lalu, dapat anda klik lampiran dibawah ini. Unduh Lampiran : Pengumuman Honorer Kategori II Lulus Test CPNS http://simpeg.agamkab.go.id/index.php?fa=site.media&f=print-1[1]_52fe32731c83e1392390771.pdf

Thursday, February 6, 2014

ABG Berpakaian Minim (Bacarito lah saketek Diak!)

Terkait "Kontes ABG berpakaian minim", saya sebelumnya enggan berkomentar walau telah diminta beberapa orang. Bahkan ketika hal tersebut telah menjadi trend topic di lingkungan Pejabat Pemda Agam dan msayarakat Lubuk Basung, saya masih diam. Tetapi ketika ada permintaan dari Seorang Tokoh Agam di Perantauan "Bacarito lah saketek Diak!", saya pikir komentar saya nantinya bisa dijadikan alternatif opini tentang kejadian itu. Saya cenderung berbeda dalam melihat sesuatu karena penglihatan itu tidak selalu sesuai kenyataan.
Kontes ABG dengang berpakaian minim tersebut sangat membuat malu daerah ini karena mempunyai slogan Agam Madani dan bertentangan dengan Konstitusional Nagari kita yaitu Adat yang Berdasarkan Ajaran Islam!.
Wajar saja masyarakat marah dan menghujat. Kemarahan itu adalah karena daerah dan nagari yg mereka miliki dan banggakan dinodai dengan kegiatan itu. Atau juga karna, ada segelitir orang yang melanggar "adat" tetapi "dibiarkan" 
Hujatan itu adalah bentuk evaluasi terhadap kerja Pemerintah Daerah atau Bupati. Kenapa itu diizinkan di GOR Rang Agam? Mereka menjawab "Kita Kecolongan". Penggunaan kata kecolongan apakah maksudnya Tidak Tahu? Atau, telah berusaha mengantisipasi?
Kalau memang itu maksudnya berarti penggunaan kata "kecolongan" tidak tepat alias maleset! Alasan saya mengatakan itu maleset adalah: Pertama, Tidak mungkin Bupati tidak tau karena GOR itu dibawah kekuasaannya. Meskipun telah didelegasikan seharusnya delegasi itu mempunyai parameter, bukan delegasi tanpa batas. Kedua, tidak antisipasi yang dilakukan sebelumnya padahal sudah ada gejala kegiatan sejenis yang sering terjadi diwilayah ini, hiburan orgen tunggal yang menampilkan penanyi berpakaian minim sampai dini hari.
Menurut saya hal tersebut terjadi karena para pemimpin kita terlalu sibuk mengurus halaman depan kantornya dan melupakan dapur dan kamar mandinya! "Rancak dari labuah", dari depan memang kantor itu indah tetapi dapurnya berantakan dan kamar mandinya bau!
Juga karena Mereka tidak memiliki kearifan lokal, misalnya Alun Rabah lah ka ujuang, mampu memperhitungkan kemungkinan yg akan terjadi. Alun takilek lah tapaham, memahami hal yg terjadi. Bukan hanya hal tersurat maupun terisrat tetapi juga yg tersuruk!
Apa lah artinya berpuluh piagam atau piala yang dipajang di bagian depan, tetapi dibelakangnya tercium bau busuk!!!

Mudah2an "saketek carito" ini ada manfaatnya.

Lubuk Basung, 6 Februari 2014