Tuesday, August 26, 2014

Pemimpin Harus Hemat

Jika kita bertanya kepada anak-anak Sekolah Dasar, kenapa orang jadi miskin atau bagaimana caranya supaya kaya? Jawabannya akan seperti yang diajarkan pak guru dan bu guru atau yang tertulis pada dinding sekolah, Boros Pangkal Miskin, Hemat Pangkal Kaya. Seharusnya para pemimpin kita menutup muka - merasa malu, karena belum juga mampu memberantas korupsi dan memerangi kemiskinan. Kita terlalu memikirkan hal-hal atau cara-cara yang luar biasa untuk memberantas korupsi padahal korupsi itu sendiri disebabkan oleh hal sederhana yakni pola hidup boros, contohnya dalam membuat anggaran belanja melebih kemampuan sehingga terjadi defisit, kita tidak mau berbelanja sesuai uang ada di kantong kita.
Para tersangka, terdakwa dan narapidana kasus korupsi yang notabene adalah para pejabat, berpangkat tinggi, orang yang telah kaya membuktikan bahwa pelaku korupsi itu adalah kebanyakan para pemimpin. Dan kuatnya budaya paternalistik pada bangsa kita membuat perbuatan korupsi terjadi bak air sungai mengalir, jika dihulu orang korupsi maka sampai kehilir orang akan melakukan hal yang sama. Oleh karena itu kita butuh pemimpin (orang yang berada di hulu) sekaliber Khalifah yang titahnya dijalankan tanpa reserve, yang omongannya laksana undang-undang dan prilakunya jadi petunjuk pelaksana. Orang yang memiliki kemampuan menghimbau bawahannya untuk bertindak yang baik dan menjauhi perbuatan yang jelek. Intruksi atau regulasi apapun yang dikeluarkan pemerintah untuk memberantas korupsi akan menjadi mujarab apabila disikapi sebagai sebuah pedoman tingkah laku oleh para aparatur dan diiringi kerelaan bergaya hidup sederhana dan hemat dimulai dari lingkungan Kepala Pemerintah, para Menteri, pimpinan TNI, dan pimpinan lembaga pemerintah lainnya. Melihat milyaran bahkan triliyunan rupiah uang rakyat yang hilang karena perilaku boros (korupsi) sudah sepatutnya para pemimpin untuk memulai hidup sederhana dan hemat, karena hanya dengan cara berhemat kita bisa kaya yang pada gilirannya menghentikan pemborosan yang mengakibatkan jutaan orang rakyat kita menjadi miskin. Life style para pemimpin mempunyai efek yang kuat terhadap orang yang dipimpinnya, misalnya ketika ia hanya memakai mobil dinas seharga 200 juta rupiah niscaya bawahannya tidak akan berani memakai mobil dinas yang harganya Milyaran Rupiah. Atau membuat daftar belanja (APBN-APBD) yang tidak besar pasak dari tiang. Jika Pemimpin bergaya sederhana, niscaya bawahannya akan sungkan bergaya mewah.<>

Monday, August 25, 2014

Kumpulan Tulisan di Media Cetak

Dalam suatu takaran tertentu sikap "individualistis" diperlukan dengan tanpa memunafikan lingkungan sosial. Dan itu merupakan suatu motivasi atau modal dasar untuk bisa kreatif, bisa percaya diri dalam menguras ide-ide yang ada di rongga kepala.