Khalifah Umar bin Khatab dikenal sebagai pemimpin yang sangat
disayangi rakyatnya karena perhatian dan tanggungjawabnya yang luar biasa pada
rakyatnya. Salah satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan
sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya. Inilah beberapa
kisahnya.
Pada suatu malam hartawan Abdurrahman bin Auf dipanggil oleh Khalifah Umar bin Khattab untuk diajak pergi ke pinggir kota Madinah.
Pada suatu malam hartawan Abdurrahman bin Auf dipanggil oleh Khalifah Umar bin Khattab untuk diajak pergi ke pinggir kota Madinah.
“Malam ini akan ada serombongan
kafilah yang hendak bermalam di pinggir kota, dalam perjalanan pulang”, kata
Khalifah Umar kepada Abdurrahman bin Auf.
“Lalu apa masalahnya?” tanya Abdurrahman.
“Lalu apa masalahnya?” tanya Abdurrahman.
“Kafilah ini akan membawa barang
dagangan yang banyak, maka kita sebaiknya ikut menjaga keselamatan barang dari
gangguan tangan-tangan usil. Jadi nanti malam kita bersama-sama harus mengawal
mereka”, sahut sang Khalifah. Abdurahman dengan senang hati membantu dan siap
mengorbankan jiwa raganya menemani tugas khalifah yang ia cintai ini.
Demikianlah sang khalifah
menjalankan tugasnya, turun tangan langsung untuk memastikan rakyatnya tidur
dan hidup dengan tenang. Bahkan malam itu khalifah Umar mendesak Abdurahman
untuk tidur sambil siaga sementara ia sendiri tetap terjaga hingga pagi hari.
Khalifah Umar bin Khattab memang
dikenal sebagai seorang pemimpin yang selalu melakukan perbuatan-perbuatan baik
secara diam-diam. Orang yang ditolongnya sering tidak tahu, bahwa penolongnya
adalah khalifah yang sangat mereka cintai.
Pernah suatu malam Auza’iy pernah ‘memergoki’ Khalifah Umar masuk rumah seseorang. Ketika keesokan harinya Auza’iy datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda tua yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan, bahwa tiap malam ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-obatan. Tetapi janda tua itu tidak pernah tahu siapa orang tersebut! Padahal orang yang mengunjunginya tiap malam tersebut tak lain adalah adalah khalifah yang sangat ia kagumi selama ini.
Pernah suatu malam Auza’iy pernah ‘memergoki’ Khalifah Umar masuk rumah seseorang. Ketika keesokan harinya Auza’iy datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda tua yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan, bahwa tiap malam ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan obat-obatan. Tetapi janda tua itu tidak pernah tahu siapa orang tersebut! Padahal orang yang mengunjunginya tiap malam tersebut tak lain adalah adalah khalifah yang sangat ia kagumi selama ini.
Pada suatu malam lainnya ketika
Khalifah Umar berjalan-jalan di pinggir kota, tiba-tiba ia mendengar rintihan
seorang wanita dari dalam sebuah kemah yang lusuh. Ternyata yang merintih itu
seorang wanita yang akan melahirkan . Di sampingnya, duduk suaminya yang
kebingungan. Maka pulanglah sang Khalifah ke rumahnya untuk membawa isterinya,
Ummu Kalsum, untuk menolong wanita yang akan melahirkan anak itu. Tetapi wanita
yang ditolongnya itu pun tidak tahu bahwa orang yang menolongnya dirinya adalah
Khalifah Umar, Amirul Mukminin yang mereka cintai.
Pada
kisah lainnya, ketika sang Khalifah sedang ’meronda’, ia mendengar tangisan
anak-anak dari sebuah rumah kumuh. Dari pinggiran jendela ia mendengar, sang
ibu sedang berusaha menenangkan anaknya. Rupanya anaknya menangis karena
kelaparan sementara sang ibu tidak memiliki apapun untuk dimasak malam itu.
Sang ibupun berusaha menenangkan sang anak dengan berpura-pura merebus sesuatu
yang tak lain adalah batu, agar anaknya tenang dan berharap anaknya tertidur
karena kelelahan menunggu. Sambil merebus batu dan tanpa mengetahui kehadiran
Khalifah Umar diluar jendela, sang ibupun bergumam mengenai betapa enaknya
hidup khalifah negeri ini dibanding hidupnya yang serba susah. Khalifah Umar
yang mendengar hal ini tak dapat menahan tangisnya, iapun pergi saat itu juga
meninggalkan rumah itu. Malam itu juga ia menuju ke gudang makanan yang ada di
kota, dan mengambil sekarung bahan makanan untuk diberikan kepada keluarga yang
sedang kelaparan itu. Bahkan ia sendiri yang memanggul karung makanan itu dan
tidak mengizinkan seorang pegawainya yang menemaninya untuk membantunya. Ia
sendiri pula yang memasak makanan itu, kemudian menemani keluarga itu makan, dan
bahkan masih sempat pula menghibur sang anak hingga tertidur sebelum ia pamit
untuk pulang. Dan keluarga itu tak pernah tahu bahwa yang datang mempersiapkan
makanan buat mereka malam itu adalah khalifah Umar bin Khatab !
No comments:
Post a Comment