Pertandingan Final itu telah usai, Peluit panjang tanda berakhirnya permainan telah dibunyikan wasit, ball possesions menunjukkan angka 47% - 53%, Tidak ada lagi tambahan waktu, apalagi adu pinalti !
Sebagian penonton telah meninggalkan stadion, pulang...dan umumnya itu suporter Tim yang kalah.
Sekarang tinggal menunggu waktu penyerahan Piala dan bonus bagi Sang Juara !
Anehnya, biarpun pertandingan telah game over, masih terdengar gemuruh suara dari para suporter. Bukan hanya dari suporter dan tim yang kalah, tetapi juga dari suporter dan tim yang telah dinyatakan menang.
Suporter dan Tim yang kalah....biasa lah, meratap....menuding pertandingan tidak berjalan normal, Wasit tidak fair, hakim garis tidak becus.
Suporter dan Tim yang menang pun....anehnya berlaku seperti kelompok yang kalah pula. Meratap !..Saling unjuk jasa, bahkan juga saling tuding...seharusnya kita lebih mendominasi permainan. Lebih parahnya, mereka ikut meratap melihat yg kalah meratapi kekalahan.
Sudah lah,...yang kalah biarkan meratap,...biarkan saja. Yang menang, bersorak lah, bergembira lah.
Seharusnya setelah pertandingan usai, saling bersalaman dan bertukar baju kaos....!
#catatanpilkada
Serangan Balik!
Usainya Pilkada tak membuat suhu Kabupaten Agam
mereda walaupun pemenang telah dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati
Agam periode 2016 – 2021. Hari ini dari berita di koran, ada 2 peristiwa
yang membuat panasnya Pilkada Agam kemarin masih terasa hingga kini.
Pertama, pengunduran diri Syafirman, SH dari jabatan Sekretaris Daerah
(Sekda) Kabupaten Agam. Syafirman mengundurkan diri menjelang usia
pensiun sebagai Aparatur Sipil Negara (PNS). Kedua, Ketua DPRD Agam Marga Indra Putra melaporkan Wakil Ketua DPRD Agam Suherman ke Badan Kehormatan (BK).
PNS dan masyarakat Agam khususnya di Lubuk Basung bertanya-tanya ada
apa gerangan Syafirman sampai minta mundur? bukankah sampai waktu
pensiun itu Bupati juga tidak akan memberhentikan/mutasi Sekda maupun
PNS lainnya karena ada aturan yang melarangnya.
Setelah pelantikan
Bupati dan Wakil Bupati Agam terpilih, suasana dipermukaan terlihat
biasa-biasa tetapi di media sosial Facebook terjadi pem-buly-an terhadap
beberapa pejabat yang dianggap tidak mendukung pasangan pemenang
Pilkada. Dari situ publik jadi tahu bahwa ada pertarungan diantara para
pejabat di Kabupaten Agam selama Pilkada kemarin, ada praktek
dukung-mendukung.
Apa yang kita baca dari pengunduran diri Syafirman
atau yang akrab disapa Pak Cap atau Uncu Cap ? berbagai pandangan dan
komentar dapat kita lihat dari status2 yang ada di FB maupun media
cetak.
Bagi saya, pengunduran Syafirman yang merupakan salah
seorang pemangku Jabatan Sekda terlama di republik ini, 8 tahun! Ini
bukan pengunduran biasa!!. Pak Syafirman merupakan pejabat yang sangat
loyal terhadap atasannya, tidak pernah menolak atau membantah perintah
atasan. Beliau juga dikenal sangat sabar, dari raut wajahnya tergambar
bahwa beliau “bersih” dan bahu serta gestur beliau selalu menunjukkan
bahwa beliau bukanlah orang yang tinggi hati. Artinya, beliau sangat
kuat terhadap tekanan! Artinya beliau mundur bukan karena tekanan.
Saya melihat, pengunduran diri yang dilakukan beliau merupakan sebuah
“serangan balik” dan pukulan telak terhadap pihak2 tertentu. Bisa jadi mereka yang mengharap sesuatu menjadi buluih.
Lubuk Basung 23 Februari 2016
nice and perfect
ReplyDeletekeren banget nih
ReplyDelete