Tuesday, January 12, 2016

A.K. Gani – Pejuang Eksentrik


IMG_20141019_0001 …Serdadu Ambon dari Pasukan Khusus Westerling tiba, dan kemudian menangkap Gani. Menurut kabar, ketika itu Westerling memperkenalkan diri kepada Gani, “Saya Westerling, juga dikenal sebagai de Turk,” yang oleh Gani kemudian dijawab, “Saya Gani, juga dikenal sebagai penyelundup terbesar di Indonesia”…. -Robert Cribb, dalam Gejolak Revolusi di Jakarta (Grafiti, 1990), Hlm. 150
Ada banyak hal menarik dalam periode awal sejarah kemerdekaan Bangsa Indonesia, termasuk tokoh-tokohnya. Beberapa hal menarik sudah kusampaikan dalam beberapa artikel terdahulu seperti pengangkatan orang mati sebagai Menteri, pengerahan pasukan eks-pelacur, dan sebagainya. Namun masih kurang rasanya apabila tidak membahas seorang tokoh bernama Adnan Kapau Gani atau lebih sering disebut A.K. Gani saja. Tokoh ini baru diakui sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 9 November 2007 melalui Keputusan Presiden Nomor 66/2007.
Ketertarikanku terhadap tokoh A.K. Gani ini dimulai ketika aku membaca buku “Gejolak Revolusi di Jakarta 1945-1949” (Grafiti, 1990). Buku ini memang mengungkapkan banyak hal yang merangsang rasa penasaranku.  Sang penulis, Robert Cribb berhasil mengungkap banyak hal “sisi lain” peristiwa Revolusi. Salah satunya adalah penjabaran mengenai tokoh A.K. Gani yang menurutku sangat menarik. Tokoh yang peranannya cukup penting dalam sejarah perjuangan, namun kurang terekspose. Robert Cribb menyebutkan sebagai berikut :
Menteri Perekonomian dalam kabinet Sjahrir ke-3, yang mulai bekerja pada tanggal 2 Oktober 1946, dijabat oleh Dr. A.K. Gani kelahiran Palembang, seorang Dokter yang kepribadiannya penuh gaya. Sejak zaman sebelum perang, ia sudah aktif dalam pergerakan nasionalis, dan bahkan pernah membintangi sebuah film populer, “Asmara Murni”, yang mengandung pesan nasionalistik yang lunak. Setelah Proklamasi kemerdekaan, mula-mula ia diangkat sebagai Residen, kemudian sebagai wakil Gubernur Sumatera Selatan. Pernah pula ia terlibat penyelenggaraan perdaganga karet dan hasil perkebunan lainnya secara gelap dari Sumatera Selatan ke Singapura.
Gani pergi ke Jakarta segera setelah ia diangkat menjadi menteri, dan turut dalam perundingan ekonomi dengan Belanda, yang berlangsung dalam waktu yang bersamaan dengan perundingan konstutional. Reputasinya sebagai “orang kuat dari Sumatera” telah memberi harapan baru kepada komunitas Republiken di Jakarta…
Gani adalah seorang tokoh Ekstrovert, yang mengisap cerutu besar, mengenakan kopiah kulit rusa, dan mencetak sendiri uang peraknya untuk dibagi-bagikan sebagai uang rokok, kepada siapa pun di hotel atau restoran.
…Ketika serdadu Ambon dari Pasukan Khusus Westerling tiba, dan kemudian menangkap Gani. Menurut kabar, ketika itu Westerling memperkenalkan diri kepada Gani, “Saya Westerling, juga dikenal sebagai de Turk,” yang oleh Gani kemudian dijawab, “Saya Gani, juga dikenal sebagai penyelundup terbesar di Indonesia”….
IMG_20141019_0004
A.K. Gani (1905-1968)
Agak sulit juga menemukan buku khusus mengenai profil dr. A. K. Gani, padahal aku yakin kisah hidupnya begitu menarik. Wikipedia menyebutkan sebuah buku karya Ruben Nalenan dan H. Iskandar Gani yang berjudul “Dr. A.K. Gani: Pejuang Berwawasan Sipil dan Militer” (1990) namun karena diterbitkan secara terbatas dan sudah lama sekali, aku belum pernah berkesempatan memiliki buku itu. Aku berdoa saja semoga suatu waktu bisa dipertemukan dengan buku tersebut.
Tapi untunglah aku menemukan sebuah majalah yang memuat profil singkat dr. A.K. Gani. Majalah ini bernama “Madjalah Merdeka : Berita Mingguan untuk Indonesia” edisi 9 Desember 1950. Majalah ini didirikan oleh B.M. Diah dan dibesut oleh Herawati Diah serta M.T. Hutagalung, memuat ulasan-ulasan politik nasional yang hangat saat itu. Berikut aku akan mengutip sebuah artikel karya Idrus Nawawi yang berjudul “Gani Manusia Istimewa”yang ejaannya sudah kusesuaikan dengan ejaan modern.
***
Gani Manusia Istimewa
Banyak kisahnya sudah ditulis orang dalam surat-surat kabar dan juga dalam majalah-majalah, sudah sering kita membaca riwayat hidup dr. A.K. Gani. Agak pembaca majalan Mendeka ingin pula mendengar kisah yang tersendiri dari dokter muda itu. Memang kalau kita perhatikan tidak pada tempatnya lagi nama Gani disebut-sebut atau direklamekan, sebab Gani bukan dewa yang memberi keuntungan bagi rakyat. Gani bukan manusia ajaib yang dapat menciptakan barang yang tidak menjadi ada atau sebaliknya, tetapi kita akan menuliskan riwayat Gani sebagai orang yang istimewa.
Kita tidak minta diturut caranya Gani bekerja, berjuang, berpropaganda, berkebun, berpraktik sebagai dokter atau yang lainm akan tetapi kita akan menceritakan bahwa penghidupan Gani ada luar biasa dari kebanyakan penghidupan pemimpin yang sudah kita lihat.
Orang mengatakan Gani sebagai smokkelaar (penyelundup) dan Gani pernah mengakui bahwa ia smokkelaar besar di Asia Tenggara, tapi kita tidak melihat suatu kejadian penting yang telah dismokkel oleh Gani. Orang sering mengatakan bahwa Gani memiliki banyak dollar di luar negeri, akan tetapi sehingga sampai sekarang kita belum melihat Gani dapat mempergunakan dollarnya itu, kalau kiranya ada, yang kita melihat ialah Gani suka berhutang. Tapi janjinya tepat, tidak pernah mungkir. Kalau ia berhutang dan dijanjikannya membayar pada waktu yang ditentukan, maka akan terlihatlah oleh kita Gani menjual barangnya guna membayar hutang itu.
IMG_20141019_0003
Baginya Semua Gampang.
Orang sudah mengenal Gani dengan kudanya semasa agresi. ia waktu itu diangkat oleh rakyat menjadi Gubernur Militer dengan kudanya Gubernur Militer itu sudah mengadakan peninjauan di tempat-tempat pertahanan tentara gerilya kita di Sumatera Selatan.
Bagi Gani semua gampang. Asal mau bekerja, katanya semua mesti dapat tercapai.
Sampai sekarang orang di daerah Pasemah masih mengenal “jalan Gani” yang dibuat oleu Gani dengan kain belacu. Agaknya orang heran mendenganr jalan yang dibuat dengan kain belacu, tapi Gani tidak heran dengan ini. Hutan yang besar dibuat oleh Gani menjadi jalan. Diperintahkannya rakyat bekerja memotong, membersihkan, mendatarkan jalan itu dan tiap-tiap meter yang dikerjakan akan menjadap upah pula 1 M. kain belacu.
Rakyat gembira dan bekerja dengan giat, sehingga terciptalah jalan yang berpuluh KM. Jalan itu sampai sekarang masih dipakai oleh rakyat dan dinamakan Jalan Gani.
Gani selalu berkata, barang siapa yang ingin memakan telor, hendaklah memelihara ayam dan itik dan ini bukan perkataan Gani saja. Ia sendiri sudah kerjakan.
“The King of The Cowboy Ranch”
Di Curup sudah dibelinya sebidang tanah, dimana di sana sudah dipeliharanya bermacam-macam ternak, kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam, itik. Pegawainya dinamakannya cowboy, dan iapun dinamakan dirinya “The King of the Cowboy Ranch”.
Kalau ia sampai di kebunnya di Curup, autonya yang bernama “Tarzan” disimpan dalam garasi, pakaiannya ditukar dengan pakaian cowboy, cari kuda kesayangannya dan kemudian memeriksa kebun. Agaknya kalau orang melihat Gani waktu itu, orang akan terkenang dengan cerita-cerita cowboy dalam bioskop.
Waktu Gani jadi Gubernur Militer, Gani sudah bikin pabrik uang tapi selama pabrik itu berjalan, hasil yang diperolehnya tidak lebih dari 20 mata uang, dalam waktu itu bukan tidak kurang menggoncangkan semangat Belanda. Kalau orang menanyakan kepada kita apa agama Gani, kita cuma dapat menjawab, Gani seorang vrijdenker, tapi ia tentu akan marah, jika ia dikatakan bukan orang Islam. Memang Gani adalah orang Istimewa.
Di Palembang Gani ada berumah, jauh dari kota, Kenten namanya. Kalau orang datang mengunjungi rumah Gani, tidak akan susah menjadi rumahnya, sebab rumahnya juga punya tanda yang istimewa. Di kanan kiri pintu pagar halamannya diberi topi baja. Dan inilah rumah Gani. Di Kenten, selain dari banyak menanam sayur-sayuran, Gani banyak pelihara itik dan ayam. Kalau kita bertamu kepadanya, suguhan yang pertama adalah rebus telur. Dan ketika pulang, kita diberi sangu dengan sepasang ayam luar negeri atau sepasang itik.
IMG_20141019_0002
Gani dan Istri
Istri Gani
Fani sudah beristeri, tapi isterinya juga agaknya dapat dikatakan istimewa. Gani jarang benar hidup bersama istrinya sampai berbulan, sebab istrinya kadang-kadang pergi ke Curup buat mengepalai kebunnya di sana atau sering melancong ke Pulau Jawa. Lama juga ia sudah beristri. Sejak dari zaman Jepang. Waktu itu agaknya istrinya belum “resmi”, sebab kita pernah menanyakan kepada Gani, siapa istrinya, dijawab tidak ada. Dan waktu zaman pergolakan kita tanya pula siapa istrinya, ia menjawab, saya ada punya istri untuk zaman perang. Lho….., kata kita, kok ada istri zaman perang dan ada istri zaman damai, ini gimana bung.
Kembali ia menjawab, “Kalau Indonesia sudah betul-betul merdeka, saudara akan melihat Gani beristri yang betul, sebab sekali kawin tetap merdeka”.
Pada suatu ketika, di masa KMB kita pernah bertanya kepada Gani, bagaimana keputusan beliau terhadap istrinya, kita mendapat jawaban “Nah kalau orang mau beristri, hendaklah cari sebagai istri saya sekarang, seorang istri internasional”,  Mendengar jawab Gani itu kita hanya dapat tersenyum saja.
Dokter Partikulir
Sekarang ia hidup sebagai seorang Dokter Partikulir (swasta), pendapatannya lumayan juga. Kalau ditanyakan berapa, Gani menjawab, kira-kira lebih sedikit dari gaji Presiden. Ia pernah diminta oleh Presiden menjadi Gubernur di Irian dan ia menjawab bahwa ia tidak tahu dimana letaknya Iran. Juga ia disebut untuk menjadi Gubernur di Maluku Selatan, tapi katanya lebih baik ia hidup dengan praktek praktikulirnya.
Ia mau jadi orang dagang, entah dagang apa, tapi ia sudah diangkat jadi ketua Koordinator Perdagangan. Kelihatannya ia selalu menyalahkan beleid (kebijakan) Pemerintah sekarang, sebab katanya, Pemerintah cuma banyak bicara dan kurang kerja. Banyak uang diboroskan percuma, sedang pembangunan masih terbengkalai.
Kalau ia berjalan, foto Leyea-nya sudah tetap tergantung di lehernya tapi kita belum pernah melihat gambar yang dibuat oleh Gani. Katanya gambarnya semua istimewa dan tidak boleh dilihat orang.
Kalau orang baru berkenalan dengan Gani, orang tentu benci kepadanya. Tapi jika sudah lama berkenalan, agaknya orang akan kepelet. Entah ia memakai ilmu pekasih, entah ia memakai ilmu pekasih, entah memang ada gaya penarik……. cuma, Gani tidak mau menjadi bintang film lagi, meskipun ia sangat memuji kepada orang yang menjadi bintang film.
Kalau ada sesuatu pendirian amal, atau untuk mendirikan suatu rumah amal, pertama sekali orang akan menuju Gani, sebab sudah tetap Gani akan menjadi pelopor dengan derma yang paling tinggi…
Nah itulah Gani orang istimewa dari pinggir kali Musi.
*****
Demikian sekilas kisah mengenai salah satu anak bangsa yang berjasa mempertahankan negara ini di masa pergolakan.  Adalah tepat rasanya beliau mendapatkan gelar pahlawan pada tahun 2007 silam. Sedikit tambahan mengenai riwayat beliau, wikipedia menyebutkan bahwa :
Setelah revolusi berakhir pada tahun 1949, Gani menjadi Gubernur Militer Sumatera Selatan. Pada tahun 1954, ia diangkat menjadi rektor Universitas Sriwijaya di Palembang. Ia tetap aktif dan tinggal di Sumatera Selatan hingga wafat pada tanggal 23 Desember 1968. Dia dimakamkan di Taman Pemakaman Pahlawan Siguntang di Palembang. Gani meninggalkan seorang istri Masturah, dan tidak mempunyai anak hingga akhir hayatnya.
IMG_20141019_0001
A.K. Gani sedang berorasi dalam rangka Kongres PNI di Lapangan Tegalega Bandung tahun 1954

 sumber : https://santijehannanda.wordpress.com/2014/10/19/a-k-gani-pejuang-eksentrik/

No comments:

Post a Comment