…Serdadu Ambon dari Pasukan
Khusus Westerling tiba, dan kemudian menangkap Gani. Menurut kabar, ketika itu
Westerling memperkenalkan diri kepada Gani, “Saya Westerling, juga dikenal
sebagai de Turk,” yang oleh Gani kemudian dijawab, “Saya Gani, juga dikenal
sebagai penyelundup terbesar di Indonesia”…. -Robert Cribb, dalam Gejolak
Revolusi di Jakarta (Grafiti, 1990), Hlm. 150
Ada banyak hal menarik dalam periode awal sejarah kemerdekaan
Bangsa Indonesia, termasuk tokoh-tokohnya. Beberapa hal menarik sudah
kusampaikan dalam beberapa artikel terdahulu seperti pengangkatan orang mati
sebagai Menteri, pengerahan pasukan eks-pelacur, dan sebagainya. Namun masih
kurang rasanya apabila tidak membahas seorang tokoh bernama Adnan Kapau Gani
atau lebih sering disebut A.K. Gani saja. Tokoh ini baru diakui sebagai
Pahlawan Nasional pada tanggal 9 November 2007 melalui Keputusan Presiden Nomor
66/2007.
Ketertarikanku terhadap tokoh A.K. Gani ini dimulai ketika aku
membaca buku “Gejolak Revolusi di Jakarta 1945-1949” (Grafiti, 1990). Buku ini
memang mengungkapkan banyak hal yang merangsang rasa penasaranku. Sang
penulis, Robert Cribb berhasil mengungkap banyak hal “sisi lain” peristiwa
Revolusi. Salah satunya adalah penjabaran mengenai tokoh A.K. Gani yang
menurutku sangat menarik. Tokoh yang peranannya cukup penting dalam sejarah
perjuangan, namun kurang terekspose. Robert Cribb menyebutkan sebagai berikut :
Menteri Perekonomian dalam
kabinet Sjahrir ke-3, yang mulai bekerja pada tanggal 2 Oktober 1946, dijabat
oleh Dr. A.K. Gani kelahiran Palembang, seorang Dokter yang kepribadiannya
penuh gaya. Sejak zaman sebelum perang, ia sudah aktif dalam pergerakan
nasionalis, dan bahkan pernah membintangi sebuah film populer, “Asmara Murni”,
yang mengandung pesan nasionalistik yang lunak. Setelah Proklamasi kemerdekaan,
mula-mula ia diangkat sebagai Residen, kemudian sebagai wakil Gubernur Sumatera
Selatan. Pernah pula ia terlibat penyelenggaraan perdaganga karet dan hasil
perkebunan lainnya secara gelap dari Sumatera Selatan ke Singapura.
Gani pergi ke Jakarta segera
setelah ia diangkat menjadi menteri, dan turut dalam perundingan ekonomi dengan
Belanda, yang berlangsung dalam waktu yang bersamaan dengan perundingan
konstutional. Reputasinya sebagai “orang kuat dari Sumatera” telah memberi
harapan baru kepada komunitas Republiken di Jakarta…
Gani adalah seorang tokoh
Ekstrovert, yang mengisap cerutu besar, mengenakan kopiah kulit rusa, dan
mencetak sendiri uang peraknya untuk dibagi-bagikan sebagai uang rokok, kepada
siapa pun di hotel atau restoran.
…Ketika serdadu Ambon dari
Pasukan Khusus Westerling tiba, dan kemudian menangkap Gani. Menurut kabar,
ketika itu Westerling memperkenalkan diri kepada Gani, “Saya Westerling, juga
dikenal sebagai de Turk,” yang oleh Gani kemudian dijawab, “Saya Gani, juga
dikenal sebagai penyelundup terbesar di Indonesia”….
A.K. Gani (1905-1968)
Agak sulit juga
menemukan buku khusus mengenai profil dr. A. K. Gani, padahal aku yakin kisah
hidupnya begitu menarik. Wikipedia menyebutkan sebuah buku karya Ruben
Nalenan dan H. Iskandar Gani yang berjudul “Dr. A.K. Gani: Pejuang Berwawasan
Sipil dan Militer” (1990) namun karena diterbitkan secara terbatas dan sudah
lama sekali, aku belum pernah berkesempatan memiliki buku itu. Aku berdoa saja
semoga suatu waktu bisa dipertemukan dengan buku tersebut.
Tapi untunglah aku
menemukan sebuah majalah yang memuat profil singkat dr. A.K. Gani. Majalah ini
bernama “Madjalah Merdeka : Berita Mingguan untuk Indonesia” edisi
9 Desember 1950. Majalah ini didirikan oleh B.M. Diah dan dibesut oleh Herawati
Diah serta M.T. Hutagalung, memuat ulasan-ulasan politik nasional yang hangat
saat itu. Berikut aku akan mengutip sebuah artikel karya Idrus Nawawi yang
berjudul “Gani Manusia Istimewa”yang ejaannya sudah kusesuaikan
dengan ejaan modern.
***
Gani Manusia Istimewa
Banyak kisahnya sudah ditulis orang dalam surat-surat kabar dan
juga dalam majalah-majalah, sudah sering kita membaca riwayat hidup dr. A.K.
Gani. Agak pembaca majalan Mendeka ingin pula mendengar kisah yang tersendiri
dari dokter muda itu. Memang kalau kita perhatikan tidak pada tempatnya lagi
nama Gani disebut-sebut atau direklamekan, sebab Gani bukan dewa yang memberi
keuntungan bagi rakyat. Gani bukan manusia ajaib yang dapat menciptakan barang
yang tidak menjadi ada atau sebaliknya, tetapi kita akan menuliskan riwayat
Gani sebagai orang yang istimewa.
Kita tidak minta diturut caranya Gani bekerja, berjuang,
berpropaganda, berkebun, berpraktik sebagai dokter atau yang lainm akan tetapi
kita akan menceritakan bahwa penghidupan Gani ada luar biasa dari kebanyakan
penghidupan pemimpin yang sudah kita lihat.
Orang mengatakan Gani
sebagai smokkelaar (penyelundup) dan Gani pernah mengakui
bahwa ia smokkelaar besar di Asia Tenggara, tapi kita tidak
melihat suatu kejadian penting yang telah dismokkel oleh Gani. Orang sering
mengatakan bahwa Gani memiliki banyak dollar di luar negeri, akan tetapi
sehingga sampai sekarang kita belum melihat Gani dapat mempergunakan dollarnya
itu, kalau kiranya ada, yang kita melihat ialah Gani suka berhutang. Tapi
janjinya tepat, tidak pernah mungkir. Kalau ia berhutang dan dijanjikannya
membayar pada waktu yang ditentukan, maka akan terlihatlah oleh kita Gani
menjual barangnya guna membayar hutang itu.
Baginya Semua
Gampang.
Orang sudah mengenal Gani dengan kudanya semasa agresi. ia waktu
itu diangkat oleh rakyat menjadi Gubernur Militer dengan kudanya Gubernur
Militer itu sudah mengadakan peninjauan di tempat-tempat pertahanan tentara
gerilya kita di Sumatera Selatan.
Bagi Gani semua gampang. Asal mau
bekerja, katanya semua mesti dapat tercapai.
Sampai sekarang orang di daerah Pasemah masih mengenal “jalan
Gani” yang dibuat oleu Gani dengan kain belacu. Agaknya orang heran mendenganr
jalan yang dibuat dengan kain belacu, tapi Gani tidak heran dengan ini. Hutan
yang besar dibuat oleh Gani menjadi jalan. Diperintahkannya rakyat bekerja
memotong, membersihkan, mendatarkan jalan itu dan tiap-tiap meter yang
dikerjakan akan menjadap upah pula 1 M. kain belacu.
Rakyat gembira dan bekerja dengan giat, sehingga terciptalah
jalan yang berpuluh KM. Jalan itu sampai sekarang masih dipakai oleh rakyat dan
dinamakan Jalan Gani.
Gani selalu berkata, barang siapa
yang ingin memakan telor, hendaklah memelihara ayam dan itik dan ini bukan
perkataan Gani saja. Ia sendiri sudah kerjakan.
“The King of The
Cowboy Ranch”
Di Curup sudah dibelinya sebidang tanah, dimana di sana sudah
dipeliharanya bermacam-macam ternak, kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam, itik.
Pegawainya dinamakannya cowboy, dan iapun dinamakan dirinya “The King of the
Cowboy Ranch”.
Kalau ia sampai di kebunnya di
Curup, autonya yang bernama “Tarzan” disimpan dalam garasi, pakaiannya ditukar
dengan pakaian cowboy, cari kuda kesayangannya dan kemudian memeriksa kebun.
Agaknya kalau orang melihat Gani waktu itu, orang akan terkenang dengan
cerita-cerita cowboy dalam bioskop.
Waktu Gani jadi
Gubernur Militer, Gani sudah bikin pabrik uang tapi selama pabrik itu berjalan,
hasil yang diperolehnya tidak lebih dari 20 mata uang, dalam waktu itu bukan
tidak kurang menggoncangkan semangat Belanda. Kalau orang menanyakan kepada
kita apa agama Gani, kita cuma dapat menjawab, Gani seorang vrijdenker,
tapi ia tentu akan marah, jika ia dikatakan bukan orang Islam. Memang Gani
adalah orang Istimewa.
Di Palembang Gani ada berumah, jauh dari kota, Kenten namanya.
Kalau orang datang mengunjungi rumah Gani, tidak akan susah menjadi rumahnya,
sebab rumahnya juga punya tanda yang istimewa. Di kanan kiri pintu pagar
halamannya diberi topi baja. Dan inilah rumah Gani. Di Kenten, selain dari
banyak menanam sayur-sayuran, Gani banyak pelihara itik dan ayam. Kalau kita
bertamu kepadanya, suguhan yang pertama adalah rebus telur. Dan ketika pulang,
kita diberi sangu dengan sepasang ayam luar negeri atau sepasang itik.
Gani dan Istri
Istri Gani
Fani sudah beristeri, tapi isterinya juga agaknya dapat
dikatakan istimewa. Gani jarang benar hidup bersama istrinya sampai berbulan,
sebab istrinya kadang-kadang pergi ke Curup buat mengepalai kebunnya di sana
atau sering melancong ke Pulau Jawa. Lama juga ia sudah beristri. Sejak dari
zaman Jepang. Waktu itu agaknya istrinya belum “resmi”, sebab kita pernah
menanyakan kepada Gani, siapa istrinya, dijawab tidak ada. Dan waktu zaman
pergolakan kita tanya pula siapa istrinya, ia menjawab, saya ada punya istri
untuk zaman perang. Lho….., kata kita, kok ada istri zaman perang dan ada istri
zaman damai, ini gimana bung.
Kembali ia menjawab, “Kalau
Indonesia sudah betul-betul merdeka, saudara akan melihat Gani beristri yang
betul, sebab sekali kawin tetap merdeka”.
Pada suatu ketika, di masa KMB kita pernah bertanya kepada Gani,
bagaimana keputusan beliau terhadap istrinya, kita mendapat jawaban “Nah kalau
orang mau beristri, hendaklah cari sebagai istri saya sekarang, seorang istri
internasional”, Mendengar jawab Gani itu kita hanya dapat tersenyum saja.
Dokter Partikulir
Sekarang ia hidup sebagai seorang Dokter Partikulir (swasta),
pendapatannya lumayan juga. Kalau ditanyakan berapa, Gani menjawab, kira-kira
lebih sedikit dari gaji Presiden. Ia pernah diminta oleh Presiden menjadi
Gubernur di Irian dan ia menjawab bahwa ia tidak tahu dimana letaknya Iran.
Juga ia disebut untuk menjadi Gubernur di Maluku Selatan, tapi katanya lebih
baik ia hidup dengan praktek praktikulirnya.
Ia mau jadi orang dagang, entah dagang apa, tapi ia sudah
diangkat jadi ketua Koordinator Perdagangan. Kelihatannya ia selalu menyalahkan
beleid (kebijakan) Pemerintah sekarang, sebab katanya, Pemerintah cuma banyak
bicara dan kurang kerja. Banyak uang diboroskan percuma, sedang pembangunan masih
terbengkalai.
Kalau ia berjalan, foto Leyea-nya sudah tetap tergantung di
lehernya tapi kita belum pernah melihat gambar yang dibuat oleh Gani. Katanya
gambarnya semua istimewa dan tidak boleh dilihat orang.
Kalau orang baru berkenalan dengan Gani, orang tentu benci
kepadanya. Tapi jika sudah lama berkenalan, agaknya orang akan kepelet. Entah
ia memakai ilmu pekasih, entah ia memakai ilmu pekasih, entah memang ada gaya
penarik……. cuma, Gani tidak mau menjadi bintang film lagi, meskipun ia sangat
memuji kepada orang yang menjadi bintang film.
Kalau ada sesuatu pendirian amal, atau untuk mendirikan suatu
rumah amal, pertama sekali orang akan menuju Gani, sebab sudah tetap Gani akan
menjadi pelopor dengan derma yang paling tinggi…
Nah itulah Gani orang istimewa dari pinggir kali Musi.
*****
Demikian sekilas kisah mengenai salah satu anak bangsa yang
berjasa mempertahankan negara ini di masa pergolakan. Adalah tepat
rasanya beliau mendapatkan gelar pahlawan pada tahun 2007 silam. Sedikit
tambahan mengenai riwayat beliau, wikipedia menyebutkan bahwa :
Setelah revolusi berakhir pada
tahun 1949, Gani menjadi Gubernur Militer Sumatera Selatan. Pada tahun 1954, ia
diangkat menjadi rektor Universitas Sriwijaya di Palembang. Ia tetap aktif dan
tinggal di Sumatera Selatan hingga wafat pada tanggal 23 Desember 1968. Dia
dimakamkan di Taman Pemakaman Pahlawan Siguntang di Palembang. Gani
meninggalkan seorang istri Masturah, dan tidak mempunyai anak hingga akhir
hayatnya.
A.K. Gani sedang berorasi dalam rangka Kongres PNI di Lapangan
Tegalega Bandung tahun 1954
sumber : https://santijehannanda.wordpress.com/2014/10/19/a-k-gani-pejuang-eksentrik/
No comments:
Post a Comment