Friday, May 31, 2013

Kita Makin Kesal!

Mendekati Pemilu 1997 ini, suasana di sekitar kita semakin kritis, kita seakan berada di bibir jurang yang dalam, kalau kita menghadap dan melihat jurang itu kita merasa ngeri sekali! Tetapi kalau kita membelakanginya kita seakan tidak apa-apa padahal posisi kita sangat rawan dan berbahaya.
Seringkali, BK dalam berkomentar dicap sinis dan pesimistis, tetapi sungguh hal itu adalah dikarenakan kita belum menemukan bagaimana jalan terbaik untuk memperbaiki keadaan sekarang.
BK pikir, semua salah, semua bersalah, baik pemerintah sekarang (Orba) maupun lama (Orla). Apa yang dilakukan pemerintahan Orde Baru sama saja dengan apa yang telah dilakukan pemerintahan Orde Lama, padahal Orba ketika muncul akhir tahun 60-an sangat mengutuk apa yang pernah dilakukan Orla…. Kekuasaan terpimpin di satu tangan, proyek-proyek mercusuar, rakyat kecil yang diabaikan, manipulasi politik dan ekonomi.
Coba anda tanya orang tua yang hidup di dua orde itu, jawabnya sama saja… dulu hidup susah sekarang juga susah walaupun sekarang jalan telah diaspal dan listrik telah masuk desa. Doeloe kita sepakat bahwa proyek-proyek mercusuar yang dilakukan Bung Karno hanya menghambur-hamburkan uang dan menambah utang luar negeri serta mengorbankan rakyat kecil. Tetapi sekarang proyek-proyek tersebut muncul lagi… dan lagi-lagi rakyat kecil makin tersingkir. Doeloe diawal Orba….kita sepakat bahwa Presiden seumur hidup tidak kita sukai !! tetapi sekarang tampaknya kita terpaksa menerima kenyataan bahwa sistem ketatanegaraan kita menganjurkan begitu, atau lebih halusnya Konstitusi kita memberi peluang untuk itu.
Bahkan kalau boleh sedikit ekstrim, BK melihat keadaan sekarang (Orba) lebih parah dari keadaan zaman Orla. Terlalu banyak produk Orba yang akhirnya membuat kita makin kesal. Konglomerat contohnya, di zaman Orde Lama tidak seberapa tetapi sekarang kelewat banyak dan mereka kebanyakan bukan orang Indonesia asli.
Coba, apa nggak kesal ?… kita masih melihat secara live asap di Bukit Indarung masih membubung tetapi kita sulit bahkan tidak bisa mendapatkan sekarung semen bermerk Semen Padang! Kata dealernya sudah habis! Lantas kemana?... tau-tau perusahan anaknya Pak De menang tender di luar negeri untuk membuat jalan tol.
Perjalanan group Orde Baru yang semakin menyimpang dari cita-cita yang dicetuskan pada akhir 60-an dan berbalik melakukan seperti apa yang dilakukan group Orde Lama dan juga menimbulkan perpecahan sesama anggota personil group Orde Baru. Bagi BK kesalahan hal ini terletak pada manajemen yang kurang baik, dimana Pak Harto sebagai ketua group kadang-kadang salah menempatkan posisi anggota. Akibatnya belakangan orang-orang seperti Ali Sadikin, Kemal Idris, Sarwo Edhie, AH Nasution semakin banyak muncul. Saiful Sulun, Kharis Suhud dan banyak lagi orang yang merasa sangat berjasa mendirikan group Orde Baru tetapi Cuma sedikit menikmati hasilnya…. Ibarat kata habis manis sepah dibuang. Namun sebaliknya banyak orang-orang yang tidak ikut apa-apa waktu pendirian group Orde Baru tetapi sekarang merasa sangat berjasa dan seakan memiliki negeri ini.
Kalau memang Orde Baru meminta hadiah terhadap keberhasilan menumbangkan Orla itu adalah wajar dan itu telah mereka peroleh selama 30 tahun terakhir. Dan bila mereka ingin menunjukkan bahwa Orba lebih hebat dari Orla, itu juga telah mereka dapatkan, bukankah Orla Cuma 20 tahun! Tetapi kalau setelah Pemilu 1997 ini mereka (Orba) masih ingin tetap berkuasa, itu namanya sudah kelewatan!
Cukup! Cukup sampai di sini. Bahaya kalau diteruskan, nggak usah pakai orde-ordean lagi.
Seperti yang BK katakan di awal tulisan ini, semua sama-sama bersalah, mari kita menjauh dari pinggir jurang ini. Kalau kita tetap disini itu berbahaya, siapa tahu kepeleset atau ada yang berniat jelek mendorong kita ke dalam jurang tersebut.

Bukittinggi – Sumatera Barat, 15 September 1996

No comments:

Post a Comment