Mencari calon yang memenuhi peryaratan sesuai Peraturan
Perundangan Kepegawaian untuk diangkat menjadi pejabat strukural di Sumatera
Barat tentunya tidak lah sulit karena disini adalah gudangnya orang pintar.
Dari dulu daerah kita ini telah memproduksi pemimpin ulung berskala nasional
dan internasional, bahkan hingga kini urang awak selalu ada di Kabinet Walaupun
Presiden telah berganti-ganti. Kita punya banyak stok apalagi jika hanya untuk
pejabat eselon II, “sambuah, beserak
cando rambai dihampehkan”. Tetapi memilih mana yang patut, pantas dan pas
serta cocok dengan Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah harus diakui
bagai mencari barang antik. Sangat langka dan sukar untuk mendapatkanya,
apalagi yang mau jujur dan ikhlas untuk menyatakan mimpi manis sewaktu Pilkada
dulu. Kita juga harus mengakui bahwa daerah kita ini masih kotor, terbukti
dengan meratanya kasus korupsi (sampai ke pengadilan) disetiap Kabupaten/Kota.
Kita mengalami krisis pemimpin yang mampu mambangkik batang tarandam
Minangkabau!
Yang ada hanya para pemimpn SDM alias Selamatkan Diri
Masing-masing dari pemeriksaan Bawasda BPK dan aparat Hukum lainnya, atau yang bak ayam diinjak malam tidak tahu mau
berbuat apa kamanga den ko lai.
Pemilu (Pilkada) yang menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan pemimpin
(Presiden dan Kepala Daerah) akhirnya minyak
habih samba tak lamak, pitih abih utang tak lansai dan upah tajawek kabau
pincang.
Mungkin pemimpin kita itu bersih sebagaima imagenya sewaktu
kampanye dulu tetapi sangat sulit dibantah bahwa saat ini di setiap kantor,
setiap kita berurusan, setiap akan mendapakan pelayanan kita masih dimintai
biaya, banyak birokrat yang berdompet di
saku urang.
Momentum mutasi/promosi Pejabat Struktural seharusnya
dijadikan Kepala Daerah untuk merealisasikan janji-janji kampanye dalam
menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme. Untuk itu syarat-syarat seperti kualifikasi dan tingkat pendidikan,
kompetensi, usia dan pengalaman menjadi syarat vital dalam mengangkat seorang
dalam jabatan, selain itu juga harus dipertimbangkan pemahaman dan penguasaan
para calon tersebut mengenai pokok-pokok adat dan karateristik urang awak
sehingga komunikasi pembanggunan dengan masyarakat bisa berjalan dengan lancar.
Kita sangat memutuhkan para pejabat Penghulu yang
bermartabat, menjadi contoh dan tauladan bagi stafnya dan masyarakat, yang
mampu menjada diri dan orang-orang yang dipimpinnya dari perbuatan-perbuatan
dosa menurut Agama Islam sehingga ia menjadi pemimpin yang berwibawa dan
disegani yang kharismatik, pusek jo
kumparan ikan. Kita di Sumatera Barat butuh pemimpin yang mempunyai sifat,
siddiq, tablig, amanah dan fathanah agar batang tarandam itu bisa dibangkitkan.
Untuk itu kepada otoritas yang berwenang mengangkat seorang
pejabat, sebelum mengambil keputusan hendaknya terlebih dahulu diangin dikisai-kisai, diindang
ditampi-tampi supaya dadak tabuang atah manyisiah sehingga yang tinggal hanya
nan boneh.
No comments:
Post a Comment