Terlepas dari apakah itu Akun Asli atau
Akun Palsu, unggahan dan komentar di Media Sosial adalah cara
berekspresi terhadap sesuatu kepada pihak tertentu. Rasa suka, rasa
benci, rasa marah dan lainnya disampaikan dengan gaya bahasa masing2
dalam takaran tanggungjawab masing2 pula.
Akun asli takaran tanggungjawabnya adalah sebesar konsekuensi dari ekspresinya. Ketika dia membelalakkan mata kemudian pihak lain balas menggesek-gesekkan gerahamnya, disana besar kecil tanggungjawabnya diukur.
Kecuali yang membuat status palsu, Akun palsu bukan berarti zero responbility! Pada takaran tertentu ada responbility terhadap kondisi kekinian karena akun palsu lebih jujur menyampaikan perasaan terhadap sesuatu langsung kepada pihak tertentu. Mungkin si akun palsu itu belum menemukan cara yang lebih bertanggungjawab dalam memperlihatkan ekspresi kepada pihak tertentu itu.
Kita seharusnya sedikit bersikap bijak terhadap akun palsu karena "yang penting isi ucapannya, jangan lihat orangnya". Status-nya asli kenyataan, kondisi yang terjadi saat ini....apakah itu akan kita ingkari?
Sepanjang itu tidak melanggar aturan yang ada untuk apa "mempertanyakan" kepalsuannya, eh keaslian akun itu. Dengan mengalihkan substansi isi statusnya kepada hal2 lain seperti keaslian akun atau siapa dibalik kepalsuan akun itu maka pihak2 lain akan tahu siapa sesungguhnya yang "palsu".
Banyaknya akun palsu mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang tidak wajar seperti tidak lancarnya komunikasi dua arah sehingga mereka memilih bersembunyi dibalik akun palsu itu. Misalnya, ketika banyak kritikan yang disampaikan dengan akun palsu, penyebabnya mungkin ada pihak2 yang jika dikiritik akan melakukan serangan balik. Misalnya, ketika banyak akun palsu yang kerjanya hanya memuji-muji, penyebabnya mungkin pihak yang dipuji itu sesungguhnya tidak patut dipuji. Misalnya...banyak contoh lain yang bisa kita nilai dengan cara berpikir yang lain.
Dan, bukan berarti saya menyukai akun palsu. Kebetulan beberapa waktu yang lalu itu saya mengiyakan status sebuah akun palsu. Ya, baru kali itu, walau telah lama melihat ada banyak akun palsu. Bahkan saya sering diduga sebagai pembuat akun palsu.
Karena kita dianugerahi otak dan hati maka pakailah kedua organ itu. Entah itu untuk membuat atau menanggapi akun palsu. Apakah anda akan memakai keduanya sekaligus, terserahlah. Hanya memakai otak tanpa pakai hati, atau hanya memakai hati tanpa memakai otak ! Itu juga terserah. Asal jangan tidak memakai hati dan tidak pula pakai otak !!
#bersiulsiulkecil
Akun asli takaran tanggungjawabnya adalah sebesar konsekuensi dari ekspresinya. Ketika dia membelalakkan mata kemudian pihak lain balas menggesek-gesekkan gerahamnya, disana besar kecil tanggungjawabnya diukur.
Kecuali yang membuat status palsu, Akun palsu bukan berarti zero responbility! Pada takaran tertentu ada responbility terhadap kondisi kekinian karena akun palsu lebih jujur menyampaikan perasaan terhadap sesuatu langsung kepada pihak tertentu. Mungkin si akun palsu itu belum menemukan cara yang lebih bertanggungjawab dalam memperlihatkan ekspresi kepada pihak tertentu itu.
Kita seharusnya sedikit bersikap bijak terhadap akun palsu karena "yang penting isi ucapannya, jangan lihat orangnya". Status-nya asli kenyataan, kondisi yang terjadi saat ini....apakah itu akan kita ingkari?
Sepanjang itu tidak melanggar aturan yang ada untuk apa "mempertanyakan" kepalsuannya, eh keaslian akun itu. Dengan mengalihkan substansi isi statusnya kepada hal2 lain seperti keaslian akun atau siapa dibalik kepalsuan akun itu maka pihak2 lain akan tahu siapa sesungguhnya yang "palsu".
Banyaknya akun palsu mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang tidak wajar seperti tidak lancarnya komunikasi dua arah sehingga mereka memilih bersembunyi dibalik akun palsu itu. Misalnya, ketika banyak kritikan yang disampaikan dengan akun palsu, penyebabnya mungkin ada pihak2 yang jika dikiritik akan melakukan serangan balik. Misalnya, ketika banyak akun palsu yang kerjanya hanya memuji-muji, penyebabnya mungkin pihak yang dipuji itu sesungguhnya tidak patut dipuji. Misalnya...banyak contoh lain yang bisa kita nilai dengan cara berpikir yang lain.
Dan, bukan berarti saya menyukai akun palsu. Kebetulan beberapa waktu yang lalu itu saya mengiyakan status sebuah akun palsu. Ya, baru kali itu, walau telah lama melihat ada banyak akun palsu. Bahkan saya sering diduga sebagai pembuat akun palsu.
Karena kita dianugerahi otak dan hati maka pakailah kedua organ itu. Entah itu untuk membuat atau menanggapi akun palsu. Apakah anda akan memakai keduanya sekaligus, terserahlah. Hanya memakai otak tanpa pakai hati, atau hanya memakai hati tanpa memakai otak ! Itu juga terserah. Asal jangan tidak memakai hati dan tidak pula pakai otak !!
#bersiulsiulkecil
Lubuk Basung, 6 Desember 2016
No comments:
Post a Comment