Tuesday, November 25, 2014

UNDANG–UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN (part 4)



- 35 - BAB VIII
PROSEDUR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN


Bagian Kesatu
Para Pihak


Pasal 40


Pihak-pihak dalam prosedur Administrasi Pemerintahan terdiri atas:
a.    Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan; dan

b.    Warga Masyarakat sebagai pemohon atau pihak yang terkait.




Bagian Kedua
Pemberian Kuasa


Pasal 41


(1)   Warga Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf b dapat memberikan kuasa tertulis kepada 1 (satu) penerima kuasa untuk mewakili dalam      prosedur    Administrasi    Pemerintahan, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang.
(2)   Jika    Badan    dan/atau    Pejabat    Pemerintahan menerima lebih dari satu surat kuasa untuk satu prosedur Administrasi Pemerintahan yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan mengembalikan kepada pemberi kuasa untuk menentukan satu penerima      kuasa    yang    berwenang    mewakili kepentingan       pemberi    kuasa    dalam    prosedur Administrasi Pemerintahan.


(3) Penerima . . .


- 36 -



(3)   Penerima   kuasa   sebagaimana   dimaksud   pada ayat (1) harus dapat menunjukkan surat pemberian kuasa secara  tertulis  yang  sah  kepada  Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam prosedur Administrasi Pemerintahan.
(4)   Surat kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sekurang-kurangnya memuat:

a.  judul surat kuasa;

b.  identitas pemberi kuasa;

c.  identitas penerima kuasa;

d.   pernyataan  pemberian  kuasa  khusus  secara jelas dan tegas;
e.  maksud pemberian kuasa;

f.   tempat dan tanggal pemberian kuasa;

g.  tanda tangan pemberi dan penerima kuasa; dan h.  materai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(5)   Pencabutan surat kuasa kepada penerima kuasa hanya dapat dilakukan secara tertulis dan berlaku pada saat surat tersebut diterima oleh Badan atau Pejabat Pemerintahan  yang bersangkutan.
(6)   Dalam    hal    Warga    Masyarakat    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf b tidak dapat bertindak sendiri dan tidak memiliki wakil yang dapat bertindak atas namanya, maka Badan atau Pejabat               Pemerintahan   dapat   menunjuk   wakil dan/atau perwakilan pihak yang terlibat dalam prosedur Administrasi Pemerintahan.






Bagian . . .


- 37 - Bagian Ketiga
Konflik Kepentingan


Pasal 42


(1)   Pejabat  Pemerintahan  yang  berpotensi  memiliki Konflik                 Kepentingan      dilarang      menetapkan dan/atau                  melakukan     Keputusan     dan/atau Tindakan.
(2)   Dalam hal Pejabat Pemerintahan memiliki Konflik Kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka Keputusan dan/atau Tindakan ditetapkan dan/atau  dilakukan  oleh  Atasan  Pejabat  atau pejabat lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3)   Atasan Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) terdiri atas:

a.   Presiden  bagi  menteri/pimpinan  lembaga  dan kepala daerah;
b.   menteri/pimpinan   lembaga   bagi   pejabat   di lingkungannya;
c.  kepala daerah bagi pejabat daerah; dan

d.  atasan langsung dari Pejabat Pemerintahan.


Pasal 43


(1)   Konflik Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal        42   terjadi   apabila   dalam   menetapkan dan/atau  melakukan     Keputusan     dan/atau Tindakan dilatarbelakangi:
a.  adanya kepentingan pribadi dan/atau bisnis;

b.  hubungan dengan kerabat dan keluarga;

c.  hubungan dengan wakil pihak yang terlibat;

d.   hubungan  dengan  pihak  yang  bekerja  dan mendapat gaji dari  pihak  yang  terlibat;



e. hubungan . . .


- 38 -

e.   hubungan  dengan   pihak   yang   memberikan rekomendasi                       terhadap   pihak   yang   terlibat; dan/atau
f.    hubungan   dengan   pihak-pihak   lain   yang dilarang oleh ketentuan peraturan perundang- undangan.
(2)   Dalam     hal     terdapat     Konflik     Kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Pejabat Pemerintahan      yang       bersangkutan       wajib memberitahukan kepada atasannya.


Pasal 44


(1)   Warga    Masyarakat    berhak    melaporkan    atau memberikan keterangan adanya dugaan Konflik Kepentingan             Pejabat      Pemerintahan      dalam menetapkan  dan/atau    melakukan    Keputusan dan/atau Tindakan.
(2)   Laporan  atau  keterangan  sebagaimana  dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Atasan Pejabat yang menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau         Tindakan     dengan     mencantumkan identitas  jelas  pelapor  dan  melampirkan  bukti- bukti terkait.
(3)   Atasan   Pejabat   sebagaimana   dimaksud   pada ayat (2)    wajib    memeriksa,    meneliti,    dan menetapkan  Keputusan  terhadap  laporan  atau keterangan Warga Masyarakat paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya laporan atau keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4)   Dalam hal Atasan Pejabat menilai terdapat Konflik Kepentingan, maka Atasan Pejabat wajib menetapkan       dan/atau    melakukan    Keputusan dan/atau Tindakan.


(5) Keputusan . . .


- 39 -

(5)   Keputusan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (3) dan ayat (4) wajib dilaporkan kepada atasan Atasan Pejabat     dan  disampaikan  kepada  pejabat  yang menetapkan Keputusan paling lama 5 (lima) hari kerja.


Pasal 45


(1)   Badan       dan/atau       Pejabat       Pemerintahan sebagaimana            dimaksud   dalam   Pasal   42   dan Pasal 43   menjamin   dan   bertanggung   jawab terhadap   setiap  Keputusan  dan/atau  Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukannya.
(2)   Keputusan  dan/atau  Tindakan  yang  ditetapkan dan/atau                   dilakukan   karena   adanya      Konflik Kepentingan dapat dibatalkan.




Bagian Keempat
Sosialisasi bagi Pihak yang Berkepentingan


Pasal 46


(1)   Badan       dan/atau       Pejabat       Pemerintahan memberikan sosialisasi kepada pihak-pihak yang terlibat mengenai   dasar   hukum,   persyaratan, dokumen, dan fakta yang terkait sebelum menetapkan    dan/atau    melakukan    Keputusan dan/atau               Tindakan   yang   dapat   menimbulkan pembebanan bagi Warga Masyarakat.
(2)   Badan       dan/atau       Pejabat       Pemerintahan sebagaimana                        dimaksud   pada   ayat   (1)   dapat melakukan klarifikasi dengan pihak yang terkait secara langsung.


Pasal 47 . . .


- 40 - Pasal 47


Dalam hal  Keputusan menimbulkan pembebanan bagi Warga   Masyarakat   sebagaimana   dimaksud   dalam Pasal 46 ayat (1), maka Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib memberitahukan kepada pihak- pihak yang bersangkutan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sebelum menetapkan dan/atau melakukan Keputusan  dan/atau  Tindakan,  kecuali  diatur  lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.


Pasal 48


Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dan
Pasal 47 tidak berlaku apabila:

a.    Keputusan  yang  bersifat  mendesak  dan  untuk melindungi                         kepentingan       umum       dengan mempertimbangkan     rasa     kemanusiaan     dan keadilan;
b.    Keputusan yang tidak mengubah beban yang harus dipikul oleh Warga Masyarakat yang bersangkutan; dan/atau
c.    Keputusan yang menyangkut penegakan hukum.




Bagian Kelima
Standar Operasional Prosedur


Pasal 49


(1)
Pejabat        Pemerintahan
sesuai
dengan

kewenangannya        wajib
menyusun
dan
melaksanakan pedoman umum standar operasional
prosedur  pembuatan Keputusan.


(2) Standar . . .


- 41 -

(2)   Standar     operasional     prosedur     sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertuang dalam pedoman umum standar operasional prosedur pembuatan Keputusan pada setiap unit kerja pemerintahan.
(3)   Pedoman   umum   standar   operasional   prosedur pembuatan             Keputusan   wajib   diumumkan   oleh Badan    dan/atau  Pejabat  Pemerintahan  kepada publik melalui media cetak, media elektronik, dan media lainnya.




Bagian Keenam
Pemeriksaan Dokumen Administrasi Pemerintahan


Pasal 50


(1)   Badan  dan/atau  Pejabat  Pemerintahan,  sebelum menetapkan                        dan/atau    melakukan    Keputusan dan/atau  Tindakan,  harus  memeriksa  dokumen dan kelengkapan Administrasi Pemerintahan dari pemohon.
(2)   Dalam  melaksanakan  pemeriksaan  sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan menentukan sifat, ruang lingkup pemeriksaan,      pihak   yang   berkepentingan,   dan dokumen   yang   dibutuhkan   untuk   mendukung penetapan                          dan/atau    pelaksanaan    Keputusan dan/atau Tindakan.
(3)   Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak permohonan        Keputusan    dan/atau    Tindakan diajukan dan telah memenuhi persyaratan, Badan dan/atau    Pejabat        Pemerintahan        wajib memberitahukan   kepada  pemohon,  permohonan diterima.


(4) Dalam . . .


- 42 -




(4)   Dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak permohonan        Keputusan    dan/atau    Tindakan diajukan dan tidak memenuhi persyaratan, Badan dan/atau    Pejabat        Pemerintahan        wajib memberitahukan   kepada  pemohon,  permohonan ditolak.


No comments:

Post a Comment