Tadi pagi BK mengubungi BA yang
berada di Negeri yang penuh darah dan airmata, Aceh. BK terenyuh mendengar
cerita dan sikapnya yang ingin berpisah dengan Republik … sedemikian parah-kah
rasa marah, benci, muak, curiga yang bergejolak di dalam hati sanubari mereka
(orang-orang yang berada di daerah bermasalah atau daerah konflik). BK dapat
mengerti, memahami dan memaklumi apa yang mereka rasakan itu walau BK tidak
bisa ikut merasakannya.
Tetapi haruskah karena semua itu
kita harus memisahkan diri? Bagaimana dengan lagu “Dari Sabang sampai
Merouke?”. Bagaimana generasi kita yang masih kecil-kecil yang telah sangat
hapal lagu itu bahkan sudah tertanam dalam otak mereka bahwa Indonesia itu dari
Sabang sampai Merauke!.
Jika perpisahan itu memang
benar-benar terjadi nantinya, kuatkah kita meliaht mereka yang kebingunngan
karena lagu berubah syairnya menjadu dari Medan sampai Lombok! Dan mereka tidak
pernah lagi menyaksikan dinamisnya Tari Saman di televise. Begitu juga dengan
hilangnya Cut Nya’ Dien, Teuku Umar dan Malahayati dari deretan Gambar Pahlawan
Nasional yang terpajang di dinding kelas sekolah mereka.
BK sangat sedih melihat keadaan ini,
bagaimana pun juga Negeri-negeri itu (Aceh, Maluku, Irian Jaya dan Timor Timur)
adalah darah daging dari Tanah Airku Indonesia. Bagi BK, Indonesia adalah dari
Sabang sampai Merauke karena BK merasakan itulah yang menyebabkan Indonesia itu
besar, bukan karena luasnya tetapi karena keberaneka-ragamnya.
Tidak ada perbedaan di antara
kita dan kita punya kedudukan yang sama dalam bagian Indonesia. Mungkin
perlakuan-lah yang menyebabkan keadaan menjadi begini. Perlakuan yang berasal
dari kelakuan para pemimpin-pemimpin yang tidak becus, yang sombong dan
takabur.
Mereka menganggap dengan diamnya
Aceh, Maluku, Irian, Timor Timur selama ini… mereka bisa melakukan apa saja
yang mereka anggap baik menurut mereka tetapi sebaliknya bagi daerah-daerah
tersebut. Mereka memang keterlaluan… mereka tidak ingat pada sejarah atau
mungkin sengaja melupakan sejarah bahwa setiap daerah punya peranan penting
dalam sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sekarang semua daerah-daerah
menganggap seakan-akan tidak ada jalan lain kecuali Merdeka! Dan pemerintah
menganggap itu bukan masalah besar!, Masya Allah apakah hati kita telah buta
sehingga berpikiran sempit begitu. Sebelum mengambil suatu keputusan kita
memang harus memikirkannya matang-matang, tetapi tidak cukup hanya dengan
berpikir. Kita juga harus membawa buah pikiran itu jauh kedalam hati yaitu
Kalbu. Bukankah ada ajaran yang mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia itu ada
segumpal darah, kalau darah itu baik maka baik-lah manusia itu, jika darah itu
jelak maka jelek-lah manusia itu.
BK bukannya mengatakan mereka
(Aceh, Maluku, Irian, Timor Timur dan Riau) jelek karena telah meminta Merdeka,
tidak! Dan juga bukannya tidak bersimpati. Tetapi sekali BK katakana sejujurnya
terlalu berat rasanya untuk berpisah karena BK telah merasakan betapa indahnya
kalau kita tetap bersama. Berjauhan saja hamper tidak kuat menahan rindu
apalagi jika sampai berpisah.
Orang bilang sabar itu ada
batasnya, mungkinkah pepatah itu yang menjadi dalil atau alas an semua itu?
Karena setelah sekian lama diobok-obok lantas mereka berontak? Memang… BK pun
akui, teramat banyak dosa yang telah pemerintah buat terhadap Aceh dan lainnya.
Dibohongi, diperas, disiksa dan sejenisnya… sampai-sampai sangat banyak oknum
TNI-Polri yang disersi sewaktu bertugas di sana. Lari karena tidak kuat untuk
melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan perasaanya sebagi manusia. Boleh
kita bayangkan… Tentara saja yang telah di-didik/di-latih untuk itu tidak kuat
apalagi kita-kita ini.
Begitu juga dengan rasa benci terhadap
Orang Jawa… BK juga pernah mendengar dan merekam omongan Hasan Tiro di siaran
Radio yang mengatakan “Kami tidak mempunyai masalah dengan Indonesia tetapi
hanya denga orang-orang Jawa. BK percaya tidak ada orang Jawa yang berniat
menindas orang Aceh… tetapi system-lah yang membuat keadaan seperti itu.
Rasanya juga kurang tepat kalau dikatakan semua itu karena tidak adanya
keadilan bagi orang Aceh dan lain-lain.
Dalam tulisan BK, Rekayasa
Sejarah Part 2… BK telah sampaikan semuanya… dan begitulah keadaan yang akan
dialami Indonesia. Prediksi BK tepat… jauh sebelum ini terjadi BK sudah bisa
menggambarkan dengan gambling, bahwa pada saat ini terjadi upaya pemisahan dari
NKRI, konflik elit politik, perang antar parta dsb, dsbnya…
Dalam tulisan itu BK jelaskan
bahwa ,” Kalian telah melupakan sejarah,
melupakan tujuan diproklamirkannya kemerdekaan, melupakan dasar Negara dan
tidak memakai serta malah menyelewengakan Undang-undang dasar. Kalian terjebak
pada kepentingan pribadi kelompok, kepentingan organisasi, kalian
terperangkapdalam pertentangan yang berkepanjangan dengan orang-orang yang
sama-sama berbendera merah putih!”.
Kalian
lebih suka mencari lawan, mecari-cari kesalahan orang lain, mencari keburukan
orang lain dan menutup-nutupi kesalahan sendiri. Kalian suka mencari kambing
hitam untuk dikorbankan daripada memecahkan masalah. Siapa sih yang sukan pada keburukan dan
kekotoran? Jangankan kekotoran orang lain, kotoran kita sendiri pun membuat
kita harus menutup hidung!”.
Jadi begitulah, apa yang terjadi
saat ini sudah BK khayalkan 5 tahun lalu! Walau belum separah itu. Dan karena
belum parah itu pula BK sampai saat ini belum turun tangan dalam mengatasi
masalah ini.
Perawang-Riau, 12 Februari 2001.
Dari kumpulan tulisan Kamaruddin
dalam Buku : Bang Komar –
Prediksi, Khayalan,
Pikiran dan Doa-doa.
No comments:
Post a Comment