Ujung Sumatera, 10 Desember 1996
Yang hangat sekarang BK adalah
mengenai ucapan Pak Harto di Jawa Tengah kemarin, yaitu akan menggebuk
orang-orang yang berani mengganggu stabilitas politik di Indonesia. Dan
hasilnya… Sri Bintang Pamungkas, Julius Usman mendekam di Ruang Tahanan
Kejaksaan Agung dengan cara penahanan yang sangat controversial yaitu dengan
mengundang makan kemudian langsung ditahan.
Juga dengan keluarnya buku yang
dikarang di Argentina yang berisi tentang kebobrokan Orde Baru yang berakibat
dipanggilnya Ali Sadikin ke Kejaksaan Agung dan dimintai keterangan selama 4
jam… ini merupakan suatu rangkaian gerbong ucapan Pak Harto.
Memang diuraikan secara gamblang
tentang peranan Sri Roso serta kaki tangannya.
Begitu juga masalah RAPBN saya
rasa bagaimanapun DPR kita akan manut saja… lha wong sejak dulu DPR kita tidak
pernah mengtak-atik usulan yang diajukan oleh pihak Eksekutif.
Saya sangat miris dengan hal-hal
yang demikian karena dengan statemen-statemen Pak Harto yang demikian telah
menampilkan kekurang-arifannya… sehingga ucapan-ucapannya disalah artikan oleh
anak buahnya sebagai sebuah perintah. Disanalah untuk kepentingan pribadi dan
pada pertemuan LKMD se Indonesia di Aceh tanggal 13 Maret yang lalu Pak Harto
berkata, “ Bila Pemilu besok ada Golongan Putih, ya silakan saja!”… tercermin
dari ucapannya sikap overconfident dan bukan sikap seorang negarawan. Namun
saya berharap gerbong itu tidak memakan korban lagi.
Terus… masalah mundurnya Amien
Rais dari Dewan Pakar ICMI, menurut saya itu merupakan strategi Habibie guna
menuju era Wapres. Kenapa saya berkata demikian, fakta.. Amien Rais dipindahkan
ke Dewan Penasehat ICMI. Tujuannya… bila waktunya tiba Amien (bukan si Urdeng)
akan dinaikkan ke Posisi Ketua ICMI, pertimbangannya Amien dianggap mampu dan
pantas untuk mem-Back Up Habibie karena Amien orang Jogya (ini sangat
menentukan), Amien punya banyak massa (Muhammadiyah) dan Amien bisa diterima
semua pihak. Lawan Habibie sekarang adalah Harmoko, namun menurut insting saya…
Harmoko akan tersandung karena kurang disukai ABRI dan juga orang-orang Pak
Dharmono (Sudharmono) di DPP Golkar tidak loyal terhadap Harmoko.
Seperti yang BK lakukan, saya
juga mengamati perkebangan menjelang Pasca Soeharto, tapi yang kurang pas
karena lawan bicara saya disini kurang sepadan, disini orang lebih suka baca
Koran lokal ketimbang Republika, Media Indonesia dan Kompas. Tetapi yang jelas
BK meramal dengan betul dan menurut naluri militer saya, posisi Kang Mas Harto
memang sedang rentan dalam artian akan terjadi riak-riak menjelang SU 98 dan
tampil Putra Mahkota… sekarang saya melihat Kang Mas Harto betul-betul sudah
tidak mampu lagi membuat kebijakan-kebijakan politik yang memuaskan rakyat
banyak. Dan orang-orang di sekitarnya mulai menanamkan kuku untuk sedikit-demi
sedikit menggeser Kang Mas Harto walaupun mereka akan terus berkedok mendukung
Kang Mas Harto.
Untuk Pemilu besok pun saya
melihat akan terjadi semacam gesekan-gesekan yang akibatnya sunggu luar biasa.
Saya kira BK sebagai Calon Raja Ke-5 sudah harus bersiap-siap untuk menerima
pengalihan kekuasaan tersebut.
Wassalam,
Ttd
Bung Adi
No comments:
Post a Comment