Monday, October 8, 2012

Tanggapan Bang Komar Terhadap Kritikan


Setelah selesainya beberapa judul pada buku ini, Bang Komar langsung mengedarkannya secara diam-diam. Hanya orang-orang khusus yang dapat dan berkesempatan mebaca buku ini. Buku ini sementara memang belum untuk dicetak karena belum siap secara keseluruhan dan memang tidak akan siap karena akan terus bertambah tebal seiring perkembangan zaman. Tetapi walaupun begitu ternyata buku ini cukup mendapatkan sambutan positif dari banyak pembaca dan ada yang mendesak Bang Komar agar buku ini segara diperbanyak (dicetak) dan diedarkan. Di antara para pembaca ada yang berasal dari kalangan Mahasiswa (mayoritas, Siswa dan beberapa orang tua generasi dua zaman.  Dari para pemcara tersebut, Bang Komar langsung menerima masukan-masukan ataupun kritik-kritik dan komentar-komentar.
Dari kalangan orang tua umumnya menganggap buku ini berbahaya dan mengatakan separo dari Bang Komar telah berada di Penjara, bahkan yang memegang buku ini pun mendapat peringatan keras agar hati-hati!
Dari kalangan Mahasiswa menanggapi buku ini dengan cara Mahasiswanya. Mereka mengkritik dari segi muatan yang terkandung dan juga gaya bahasanya. Khusus Sdr. Rusdi Rusli (BK sendiri tidak kenal dan belum pernah bertemu dengan Rusdi Rusli) yang memberikan kritikan tertulis karena Rusdi Rusli menerima buku ini melalui perantara mengirimkan catatan tertulis yang cukup lengkap.
Pada dasarnya Bang Komar memahami semua kritikan tersebut sesuai kapasitas orangnya. Tetapi ada hal yang tidak diketahui pembaca mengenai ikhwal buku ini dari beberapa sisi.
Pertama, Bang Komar menulis buku ini didasari oleh kesukaan berprediksi, berkhayal, berpikir dan berdoa mengenai hal-hal yang tertulis dalam buku ini. Setiap melakukan hal tersebut, Bang Komar menulisnya pada lembaran-lembaran kertas dan catatan-catatan tersebutlah yang Bang Komar pindahkan ke dalam buku ini.
Kedua, Bang Komar menulis buku ini bukanlah untuk mendiskreditkan seseorang atau suatu kelompok, dan juga bukan untuk membikin chaos dalam Negara, itu terlalu jauh dari pemikiran dan kemampuan Bang Komar. Tidak lain tujuan Bang Komar adalah menunjukan Rasa Cinta Tanah Air yang ada pada diri Bang Komar. Menyumbangkan apa yang ada di benak Bang Komar terhadap siapa saja. Membuktikan bahwa Bang Komar juga memikirkan hal lain di luar diri sendiri serta untuk kenangan dari Bang Komar.
Ketiga, mengenai isi buku ini tidak melulu sebagai cerita yang mempunyai alur menyambung (seperti yang dikritisi Rusdi Rusli) karena Bang Komar bukanlah mengarang cerita dalam arti sesungguhnya yang mesti mempunyai alur. Kadang-kadang Bang Komar bercerita soal politik, social, sejarah… dan apa saja bahkan mungkin juga soal diri Bang Komar sendiri.
Keempat, Bang Komar memakai bahasa memang seenak perut Bang Komar sendiri, jadi jangan heran kalau banyak kejanggalan dari segi bahasa.
Wassalam

Bukittinggi – Sumatera Barat, 27 Oktober 1995

No comments:

Post a Comment