Ibaratkan
permainan sepak bola pemerintahan di bawah kepemimpinan Gus Dur laksana sebuah
Tim Nasional yang berjuang untuk lolos
ke tahun 2004. Bagaimanakah peluang klub yang bernama Football Collection
Nyeleneh Gus Dur tersebut? Jawabannya, sangat tipis bahkan bisa terjungkal
sebelum sampai ketahun tersebut. FC. Nyeleneh Gus Dur butuh keajaiban untuk
lolos dari babak kualifikasi.
Hal ini
disebabkan sejak awal pembentukan Tim ini sudah tidak fair, Gus Dur diangkat
sebagai Alenatore karena Mega dianggap tidak berpengalaman walaupun FC.
Bulls-nya menjadi scudetto dalam liga domestik. Di samping itu pengangkatan Gus
Dur sebagai pengganti carateker pelatih Habibie juga untuk mengakhiri dominasi
FC. Beringin di Liga Indonesia selama 32
tahun dengan cara tidak fair yaitu terlibat kasus suap dengan mengatur skor
pertandingan.
Gus Dur yang
sebelumnya sudah terkenal kontroversial dianggap mampu untuk mengatasi krisis
prestasi, walaupun FCKB yang didukung para Nahdiyin tidak mempunyai prestasi bagus
dalam Liga tahun 1999 bahkan masuk zona Champion pun tidak. Pilihan terhadap
Gus Dur ini berdasarkan ide dari Alenatore FC. SUN Sir. Amin Rais dan didukung
oleh Alenatore FC. Ka’bah Hamzah Haz.
Serta Alenatore FC. Starmoon Mr. Yusril.
Ternyata sifat
kontroversial Gus Dur tidak berubah setelah memegang pucuk pimpinan Tim
Nasional yang bernama FC. Nyeleneh.
Dalam perekrutan pemain Gus Dur sangat ceroboh. Banyak pemain yang belum
pantas masuk tim nasional direkrut dan juga banyak pemain yang tidak dimainkan
pada posisi ideal. Pemain yang mempunyai naluri menyerang (bomber) ditempatkan
pada posisi center back sehingga pemain tersebut ikut-ikutan menyerang sehingga
pertahanan menjadi longgar.
Juga sifat Gus
Dur yang sangat suka gonta-ganti pemain mengakibatkan tidak adanya kekompakan
dalam FC. Nyeleneh. Dimulai dengan mengganti 3 (tiga) starter sekaligus yaitu
Laksamana, Kwik dan Jusuf Kala padahal ketiga pemain tersebut mempunyai
semangat bertanding yang cukup bagus. Dan kesalahan terbesar Gus Dur dalam melakukan
rotasi pemain adalah ketika mencoret Yusril dari teamnya dan memasukan Lopa
yang notabene telah lanjut usia. Banyak suporter dan pengamat menyayangkan
sikap Gus Dur tersebut. Gus Dur beralasan Yusril terlalu suka berimprovisasi
dan tidak mau bermain sesuai skema, Yusril sering tidak sependapat dengan
strategi yang diterapkan Gus Dur. Juga kesalahan besar dengan memasang Rizal R
sebagai Striker karena dia tidak mempunyai kecepatan dan insting yang bagus,
apalagi kepalanya kurang bagus untuk memanfaatkan bola-bola atas.
Gus Dur juga
dianggap terlibat dalam pengaturan skor ketika turnamen Bulog Cup, adalah
diluar dugaan pengamat manapun kesebelasan FC. Suwondo mampu menjuarai Bulog
Cup dengan membobol gawang lawan sebesar 35 gol dan hanya kebobolan oleh Gus
Dur yang ikut bermain sebesar 5 gol. Itupun berkat umpan matang yang disodorkan
Farika. Padahal semua orang tahu FC. Suwondo hanya kesebelasan tukang pijit
antar kampung dimana Gus Dur merupakan salah satu anggota Fans Clubnya.
Hal lain yang
menjadi sorotan para pengamat adalah sifat Gus Dur yang suka mengeluarkan press
release yang memancing keributan antar suporter. Memang semua orang mangakui
banyak suporter fanatik sejak Gus Dur menjadi alenatore tetapi itu tidak
mendukung tim secara keseluruhan tetapi lebih kepada sosok Gus Dur semata.
Tindakan-tindakan suporter Gus Dur ini sudah menjurus kearah sikap ala Hooligans
asal Liverpool Inggris dan Tifosi Romanisti Italia serta suporter asal Turki.
Di luar lapangan
Gus Dur juga begitu, diisukan ada affair dengan Aryati dan sering ke luar kota
sehingga program latihan Timnas tidak berjalan dengan baik. Bahkan ketika ada
kerusuhan yang melibatkan suporter fanatiknya, Gus Dur malah pergi rileks ke
Luar kota.
Dan ketika dalam
rapat evaluasi Gus Dur diberi Rekomendasi oleh para pengamat agar memperbaiki
kinerja timnya secara keseluruhan, Gus Dur berkelit dengan alasan yang tidak
masuk diakal dan seiring dengan itu Suporter Gus Dur mengamuk menghancurkan
markas FC. Beringin. Para Suporter Fanatik Gus Dur belakangan memang sering
bentrok dengan para suporter lain,tidak peduli apakah itu dikandang mereka atau
dikandang lawan. Tetapi sebetulnya para Suporter Gus Dur tersebut patut
dikasihani setelah terlibat bentrok di Kalimantan.
Gus Dur tidak
mempunyai hubungan baik dengan pihak keamanan dimana Gus Dur mengganti
penanggung jawab keamanan secara sepihak dengan alasan tidak bisa menangkap
para perusuh. Padahal semua orang tahu Gus Dur sendiri sempat mengadakan
pertemuan dengan pemimpin perusuh sebelum gembong perusuh tersebut menghilang.
Yang paling membahayakan
posisi Gus Dur sebagai Alenatore sekaligus FC. Nyelenehnya adalah hubungan yang
tidak baik dengan para pengamat. Gus Dur tidak satupun menerima saran-saran dan
kritik-krtitik yang disampaika para pengamat. Ketika para pengamat mengusulkan
dua nama sebagai calon ketua komisi wasit, Gus Dur menolaknya. Padahal dua nama
tersebut telah di seleksi dan diteliti betul-betul oleh para pengamat diantara
calon-calon lainya. Bahkan karena kurang sreknya atas sikap para pengamat, Gus
Dur sempat mengeluarkan statemen bahwa para pengamat tersebut adalah kelompok
kesebelasan dibawah umur.
Dan saat ini
ketika para pengamat kembali mengadakan evaluasi atas kinerja FC. Nyeleneh Gus
Dur dan kemungkinan besar akan keluar rekomendasi kedua maka nasib Gus Dur
benar-banar di ujung tanduk. Gus Dur dengan FC. Nyelenehnya praktis hanya bisa
menerapkan taktik Catenaccio akibat
kurang tajamnya para ujung tombak dan kerasnya serangan kesebelasan lawan.
FC. Nyeleneh dan Gus Dur besar kemungkinan
tidak akan mencapai tahun 2004. Bahkan Gus Dur sendiri bisa-bisa diberi
sanksi tidak diperbolehkan lagi berkecimpung dalam dunia sepakbola untuk seumur hidup.
Sebagai
pengganti Gus Dur sebagai alenatore besar kemungkinan adalah Mega, dan Mega telah dianggap bisa karena telah 2
tahun menjadi asisten Alenatore Timnas.
Perawang Riau, 28
April 2001
No comments:
Post a Comment