Tuesday, May 19, 2015

Pengadilan Imajiner

"Perjuangan telah dimulai, genderang perang telah di tabuh....!!! Allah tidak tidur, Dia akan menuntun karma mencari alamatnya sendiri2 sesuai dengan logika alam dan ketentuan Tuhan.
Terimakasih kami ucapkan kepada seluruh sahabat dan dunsanak. Semoga Allah senantiasa membalas semua budi dan pertolongan sahabat dengan pahala yang berlipat ganda. Amiiinnn..."

Ketika membaca tulisan tersebut saya terhenyak,... betapa kuatnya nuansa pemaksaan hukuman yang diarahkan kepada sahabat saya ini. Menjelang Vonis yang akan dijatuhkan Majelis Hakim padanya, saya meng-ekspose "Pembelaaan"nya... dalam blog ini, mudah2an ini ada manfaatnya....

Hari ini adalah saat bersejarah bagi saya karena akan membacakan Nota Pembelaan (Pledoi) pribadi selaku Terdakwa dipersidangan ini, setelah saya ditahan selama 190 hari. Karena itulah saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Majelis Hakim yang berkenan memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan Nota Pembelaan pada persidangan yang terhormat ini. Terima kasih juga saya sampaikan atas jalannya persidangan yang baik, sungguh-sungguh, terbuka, bebas dan berhasil membuka fakta-fakta penting terkait dengan kasus yang didakwakan kepada saya. Tidak keliru kalau saya menyebut persidangan ini sebagai persidangan yang berkualitas.
Persidangan yang berkualitas tidak akan hadir tanpa kepemimpinan sidang yang berkualitas pula. Kualitas persidangan sangat ditentukan oleh kesungguhan dan kecakapan Ketua Majelis dan dibantu oleh para Anggota Majelis di dalam memandu dan memimpin jalannya persidangan. Sebagaimana yang juga pernah disampaikan dalam persidangan pada tanggal 10 April 2015, oleh Ketua Majelis,. Kami semua bisa menilai dan merasakannya, demikian pula publik yang mengikuti persidangan ini, baik yang hadir secara langsung maupun yang mengikuti lewat pemberitaan media massa.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Jaksa Penuntut Umum yang telah menjalankan tugasnya secara amat meyakinkan. Saya juga menghormati kerja keras Jaksa Penuntut Umum yang tentunya berangkat dari kepentingan obyektif, meskipun dijalankan dengan metode yang subyektif dan pada akhirnya tidak menghormati obyektifitas yang terbentang jelas di dalam persidangan ini.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Penasihat Hukum yang sabar, telaten dan gigih mendampingi saya di dalam proses persidangan. Saya menghargai toleransi dan pengertian Penasihat Hukum kepada saya yang berusaha belajar maksimal di dalam ikhtiar, agar terbentang terang fakta-fakta yang sesungguhnya terkait dengan kasus yang didakwakan kepada saya.
Terima kasih tidak lupa saya sampaikan kepada para sahabat, baik yang hadir maupun tidak hadir di persidangan, yang tulus memberikan doa dan simpati serta merindukan berlakunya keadilan. Ketika Ali bin Abi Thalib ditanya tentang sahabatnya yang sangat banyak, beliau menjawab akan menghitung jumlah sahabatnya pada saat terkena musibah.
Terima kasih juga layak disampaikan kepada rekan-rekan wartawan yang selalu mengikuti persidangan ini, baik yang berani memberitakan secara obyektif dan berimbang, maupun yang sudah dibekali dengan framing negatif. Tentu saja obyektifitas sangat dimuliakan dalam kehidupan pers yang sehat dan bertanggung jawab.

No comments:

Post a Comment