Setelah “dipanaskan” dengan beberapa kali demonstrasi, suhu Lubuk Basung Ibukota Kabupaten Agam akan kembali terasa semakin panas dengan agenda Pemilihan Wakil Bupati Agam yang baru untuk menggantikan Umar. Walau terkesan lambat akhirnya Mendagri mengeluarkan surat pemberhentian Umar sebagai Wakil Bupati Agam karena telah divonis bersalah oleh Pengadilan Tipikor Padang.
Sebagaimana diberitakan beberapa media cetak terbitan Sumatera Barat, menyusul diberhentikannya Umar beberapa nama yang telah muncul ke publik bahkan Bupati Agam Indra Catri menyatakan kesiapannya mengikuti proses pemilihan Wabup sesuai prosedur ( ). Dan dikalangan masyarakat Kabupaten Agam pembicaraan terfokus pada siapa tokoh Agam Barat yang paling cocok menduduki jabatan Wakil Bupati untuk mendampingi Indra Catri yang berasal dari Agam Timur.
Sebagaimana kita ketahui isu utama dalam yang berkembang di Kabupaten Agam sejak era reformasi adalah persoalan geografik antara Agam Timur dan Agam Barat. Dalam Pemilukada isu ini sangat kental terasa sehingga memunculkan hipotesis unik bahwa kemenangan Pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati Agam sangat ditentukan koalisi antara dua kekuatan wilayah tersebut. Artinya, jika Calon Bupati berasal dari Agam Timur, yang bersangkutan harus mengakomodasi Wakil Bupati dari Wilayah Agam Barat atau sebaliknya.
Isu tersebut tidak terbantahkan dengan fakta bahwa dari 5 pasang Calon Bupati/Wakil Bupati pada Pemilukada yang lalu semuanya merupakan kombinasi kedua wilayah tersebut. Dalam dua kali Pemilukada (2005 dan 2010) sejarah menunjukan selalu saja Bupati Agam terpilih berasal dari wilayah Agam Timur dan Wakil Bupati-nya dari Agam Barat.
Bahkan isu tersebut tidak hanya berkembang pada ranah politik ketika Pemilukada tetapi juga dalam penempatan (mutasi) pejabat struktural dan pengalokasian anggaran pembangunan. Ada kecemburuan dan ketidakpuasan dari masyarakat Agam di Wilayah Barat dimana mereka merasa kurang diperhatikan terutama melihat kondisi jalan-jalan umum yang ada di wilayah Agam Barat.
Agenda pemilihan Wakil Bupati Agam menjadi semakin menarik ketika pada saat ini muncul pula aspirasi masyarakat untuk “membelah” Agam menjadi dua yaitu Agam Timur dan Agam Barat. Aspirasi itu bukan hanya berkembang pada masyarakat Agam di Wilayah Timur tetapi juga pada masyarakat Agam yang berada di Wilayah Barat. Oleh karenanya posisi Wakil Bupati Agam menjadi sangat strategis dalam mengantisipasi ketika dalam beberapa tahun kedepan Kabupaten Agam benar-benar terbelah menjadi dua, Agam Timur dan Agam Barat.
Melihat kondisi Kabupaten Agam saat ini memang sudah selayaknya posisi Wakil Bupati ditempati oleh sosok tokoh yang berasal dari (Agam) Barat. Selain untuk stabilitas politik, mengobati rasa kecewa masyarakat karena Umar sebagai Tokoh mereka belum sempat berbuat banyak sebagai Wabup untuk memperhatikan Wilayah Barat. Hal lain perlu juga menjadi catatan adalah bahwa saat ini tidak ada tokoh dari Agam Barat yang menduduki jabatan strategis di eksekutif setelah Umar diberhentikan sebagai Wabup Agam.
Disamping itu, kita tentu masih ingat bahwa pada tahun bulan Mei 2008 ketika Sekretaris Daerah (Sekda) Azwar Risman Taher yang berasal dari Manggopoh Lubuk Basung “dipensiunkan” Bupati Aristo Munandar terjadi penolakan dan demonstrasi oleh masyarakat Lubuk Basung yang tergabung dalam Forum Lubuk Basung Bersatu (FLBB). Waktu itu dihadapan Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi tercapai kesepakatan bahwa Sekda pengganti Azwar Risman Taher adalah berasal dari Agam Wilayah Barat, tetapi kesepakatan itu tidak pernah dipenuhi sampai saat ini.
Apalagi dengan terjadinya beberapa kali demonstrasi belakangan ini yang dilakukan oleh masyarakat Suku Tanjung Manggopoh (Lubuk Basung) dan Maninjau (Tanjung Raya) bisa dijadikan indikasi bahwa tidak adanya tokoh dari wilayah tersebut di Pemerintahan Kabupaten Agam yang disegani. Ketika persoalan yang sama dialami oleh masyarakat Agam Timur misalnya dialami masyarakat Kecamatan Baso, apakah mereka juga melakukan demonstrasi dan melempari kantor Bupati yang saat ini diduduki Indra Catri yang notabene orang Baso?.
Mengingat bahwa proses pemilihan (pengganti) Wakil Bupati Agam tidak dilakukan secara langsung oleh rakyat melainkan dicalonkan oleh maka Partai Politik pengusung pada Pemilukada lalu untuk selanjutnya dipilih oleh Anggota DPRD. Maka harapan tentunya tertuju kepada Parpol (PPP, Hanura, PRRN dan Golkar) yang dapat mengajukan calon-calonnya untuk menduduki jabatan Wakil Bupati Agam.
Karena secara gramatikal Partai Politik juga difahami sebagai alat untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat atau konstituennya, sarana bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam politik dan menjadi penghubung antara rakyat dan pemerintah. Oleh karena itu Parpol tersebut harus mengedepankan nilai-nilai berdemokrasi yang baik tanpa melakukan tindakan tidak berdemokratis. Kita menginginkan agenda pemilihan Wabup ini sebagai sebuah komitmen untuk membangun, memajukan dan mensejahterakan daerah. Bukan sebaliknya, misalnya dijadikan dagangan antara Parpol dengan Calon yang diajukan, walau kita sulit menampik bahwa sulit untuk mendapatkan jabatan secara gratis saat ini, apalagi jabatan publik yang membutuhkan dukungan politik.
Diakhir tulisan ini kita juga berharap agar ditentukan pula “standar” yang akan dipedomani dalam mencari Wabup agar tidak menimbulkan kesan ADB (Asal Dari Barat) yang pada akhirnya akan menimbulkan kekecewaan pada masyarakat. Belajar dari pengalaman di Agam sendiri dan didaerah-daerah lain tentu kita berharap Wabup nantinya merupakan sosok yang bersih terutama dari kasus hukum dan persoalan etika. Mampu dan mau bekerjasama dengan Bupati saat ini serta berkomitmen sampai akhir masa jabatan. Memahami peraturan perundang-undangan khususnya regulasi birokrasi, dan yang tak kalah pentingnya adalah memiliki kearifan lokal agar kasus-kasus yang seharusnya dapat diantisipasi sejak dini tidak berujung demonstrasi apalagi anarkisme seperti yang terjadi di tanggal 2 Februari 2012 yang lalu. Semoga!
Tulisan ini dimuat di kolom Harian Haluan, Senis 12 Maret 2012 (hal 1)
http://harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=13358:mencari-wakil-bupati-agam-dari-barat&catid=12:refleksi&Itemid=82
No comments:
Post a Comment