Keunggulan sementara pasangan Indra Catri – Trinda Farhan dengan
kisaran 55% suara dalam Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati Agam semakin
memperkuat isu utama dalam setiap Pemilukada di Kabupaten Agam sejak era
reformasi, yaitu persoalan geografik antara Agam Timur dan Agam Barat. Isu ini
sangat kental terasa sehingga memunculkan asumsi unik bahwa kemenangan Pasangan
Calon Bupati/Wakil Bupati Agam sangat ditentukan koalisi antara dua kekuatan
wilayah tersebut. Artinya, jika Calon Bupati berasal dari Agam Timur, yang
bersangkutan harus mengakomodasi Wakil Bupati dari Wilayah Agam Barat atau
sebaliknya.
Isu tersebut tidak terbantahkan dengan fakta bahwa dari 3 kali
pemilukada yang telah dilaksanakan (2005, 2010, 2015) semua pasangan Calon
Bupati/Wakil Bupati merupakan kombinasi kedua wilayah tersebut. Dalam tiga kali
Pemilukada tersebut selalu hasilnya menunjukan Bupati Agam terpilih berasal dari wilayah Agam Timur dan Wakil Bupati-nya dari Agam Barat.
Kemenangan para Calon dari Agam Timur secara matematis bukanlah
sebuah hal yang luar biasa. Karena dari jumlah Pemilih, Agam Timur memang lebih
banyak dari Agam Barat. Agam Timur yang terdiri dari 10 Kecamatan (Baso,
Canduang, Ampek Angke, Kamang Magek, Tilatang Kamang, Palupuh, Sungai Pua,
Banuhampu, IV Koto dan Malalak) memiliki jumlah Daftar Pemilih Tetap sebesar
189.745 atau 57,19 % dari jumlah pemilih Kabupaten Agam. Sedangkan Agam Barat
yang terdiri dari 6 Kecamatan (Matur, Tanjung Raya, Palembayan, Lubuk Basung,
Tanjung Mutiara dan Ampek Nagari) memiliki DPT sebesar 142.040 atau 42,81 %.
Pemilukada 2015 merupakan duel para Petahana (Pasangan Bupati-Wakil
Bupati periode sebelumnya) yang masing-masing mewakili Agam Timur dan Agam Barat.
Indra Catri yang merupakan Bupati Agam 2010 – 2015 berasal dari Baso (Agam
Timur) berpasangan dengan Trinda Farhan Anggota DPR Propinsi Sumbar hasil Pilek
2014 berasal dari Maninjau - Tanjung Raya (Agam Barat) bertarung melawan Irwan
Fikri yang merupakan Wakil Bupati Agam 2013 – 2015 berasal dari Maninjau –
Tanjung Raya (Agam Barat) berpasangan dengan Chairunas Anggota DPRD Agam 2009 –
2014 yang berasal dari Kamang (Agam Timur)
Hasil sementara yang menunjukan kemenangan Calon Bupati dari Agam
Timur memperkuat bukti bahwa pengaruh “kedaerahan” Timur dan Barat itu sangat
kentara. Indikasi itu dapat dilihat dari kemenangan Indra Catri yang diperoleh
dari 10 Kecamatan di Agam Timur plus Kecamatan Matur (Barat), sementara di 5 Kecamatan
lain di Agam Barat, Indra Catri hanya memperoleh 35% suara. Padahal sewaktu
debat putaran pertama, Indra Catri mengklaim telah berbuat sangat banyak terhadap
wilayah Agam Barat, mempercantik Kota Lubuk Basung, membenahi Pasar Lubuk
Basung, mengkonversi Jalan Palembayan menjadi Jalan Propinsi.
Kampanye apapun sepertinya tidak mampu membuat “melek” para pemilih
karena kedua Paslon merupakan tokoh-tokoh terbaik yang secara kualitas memenuhi
kapasitas untuk memimpin Agam. Ketika ada keseimbangan antara para Paslon maka
akhirnya pilihan akan bersandar pada “caro
basuku tagak disuku caro banagari tahak di nagari ”, Orang Agam Timur pilih
Calon Bupati dari Agam Timur, Orang Agam Barat pilih Calon Bupati dari Agam Barat.
Ketika hasil akhir tidak menghasilkan kejutan, atau dengan kata
lain tidak bertentangan dengan komposisi DPT yang lebih banya di Agam Timur dari
Agam Barat, kecewakah para pemilih di Agam Barat?. “Sangat sulit mengalahkan
Calon Bupati dari Agam Timur’ ungkap seorang mantan Walinagari di Agam Barat. “Orang
Agam Barat akan jadi Bupati jika Agam dibelah jadi dua, Agam Barat dan Agam
Timur”, ungkapnya lagi dengan nada datar.
Inilah salah satu pesan yang muncul, ketika Hasil Pemilihan Bupati
Agam telah diketahui.
Kato-kato terkahir ko nan bahayo... “Orang Agam Barat akan jadi Bupati jika Agam dibelah jadi dua, Agam Barat dan Agam Timur”
ReplyDeleteItu ekspresi yang muncul, ...ka baa nyo awak?
ReplyDeleteSaya tidak melihat sesuatu yg positif dan konstruktif dari tulisan diatas. apa salahnya agam barat atau timur, bukankah pembangunan selama lima tahun terakhir lebih fokus ke Agam Barat krn memang agam barat lebih membutuhkan hal itu, meski dipimpin oleh orang Agam Timur? lalu Apa yg salah? tapi kemana suara masyarakat yang telah menikmati prioritas tersebut?
ReplyDeleteMemang, tulisan tersebut hanya mengungkapkan hasil persitungan suara Pilkada dengan komposisi suara yang diperoleh dg perbandingan DPT pada wilayah Agam Timur dan Barat.
ReplyDeleteTidak ada yang salah Uni Meta, siapapun yang menang harus dihormati karena itu pilihan mayoritas rakyat. Catatan dan pesan dari Pilkada di Agam adalah... bahwa dari 3 kali Pilkada (2005,2010,2015) Bupatinya dari Timur dan wakilnya dari Barat. itu adalah wajar karena DPT memang lebih banyak di Timur.
Terimakasih Uni Meta telah berkunjung ke Blog saya.
Tulisan diatas terlampau tajam membahas Primodialisme,tidak sepantasnya Opini terbangun setelah Demokrasi selesai,kita mesti berpikir dan Optimis utk kemajuan Agam kedepan!
ReplyDeleteTerimakasih p' Hery Faldewa Supriyatna atas atensinya,
ReplyDeleteTulisan tersebut "hanya' catatan dari hasil Pilkada yang berlalu...tidak untuk mempengaruhi siapa2. hanya menyampaikan informasi dan data yang juga bisa dibaca siapapun.
Saya sangat setuju bahwa kita harus optimis untuk kemajuan Agam ke depan. Saya sangat optimis Agam memang akan lebih unggul dari daerah manapun di Sumbar ini karena kita punya keunggulan Sumber Daya Manusia yang diatas rata. Saya berharap Agam itu bukan hanya dapat nilai 7 atau 8, tetapi adalah 9 bahkan nilai sempurna 10.
Kalau bukan karena faktor primodialisme, faktor apakah yang menyebabkan komposisi suara seperti itu?. Apakah itu bentuk hukuman karena rakyat tidak puas atas selama 5 tahun belakangan? Karena kalau memang "berhasil" maka Indra Catri seharusnya bisa seperti Nurdin Abdullah, Rita Widyasari, Abdullah Azwar Anas, Tri Rismaharini atau Christiany Eugenia Tetty Paruntu yang meraih suara diatas 80% suara pada masa periode keduanya.
Kita harus tetap optimis dan berusaha agar Agam lebih tinggi lagi.